“Karena banyak keterangan dari pihak BPR yang tidak sinkron satu dengan yang lainnya,” ungkapnya.
Walaupun, kerap disuntik dana segar, Novi menyebutkan, BPR selalu saja mengalami kerugian setiap tahunnya.
Dia pun merasa bingung, karena setiap kali disetujui penyertaan modal ke BPR, pihaknya selalu mengeluh lantaran mengalami kerugian.
“Heran juga, bagaimana ya pengelolaannya. Padahal pembiayaan UMKM itu lebih bagus,” sebutnya.
Selama ini, kata Novi, Bank BPR sebagai perusahaan plat merah hampir tidak ada subangsinya terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
“Bagaimana mungkin juga ada PAD-nya, rugi terus,” cetusnya.
Sedangkan program yang ditawarkan oleh pihak Bank BPR, diungkapkan Novi, bahwa BPR tidak memiliki program yang unggulan dan inovatif. Sehingga meragukan jika disuntik dana segar lagi.
“Dari paparan saat hearing beberapa kali, memang tidak ada program yang bisa menjanjikan meraup keuntungan banyak,” pungkasnya. (advertorial)