Tanpa aba-aba, mesin uap panas itu pun meledak dan melemparkan tubuh korban hingga sejauh 3 meter dari titiknya berdiri.
"Selain pemilik (Puji Utomo), dua pekerja lainnya juga terpental, hanya saja bagi Supriyono hanya mengalami luka akibat percikan air panas dari tabung ketel tersebut sedangkan Feri hanya terpental dan mengalami syok," tambahnya.
Besarnya dampak ledakan yang dirasa korban membuatnya seketika meregang nyawa. Tubuh nahas korban pun segera dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeis Samarinda, sedangkan Supriyono dilarikan ke Puskesmas Loa Janan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Lebih jauh diungkapkan Iptu Aksarudin, kejadian seperti serupa pasalnya sudah pernah terjadi medio 2016 lalu yang juga menimbulkan korban jiwa.
Untuk mengantisipasi kejadian yang sama terus berulang, pihak berwajib pun bergegas melakukan pemantauan lebih lanjut ke pabrik-pabrik tahu lainnya yang berada di kawasan Loa Janan.
"Kami menghimbau kepada pengusaha tahu lainnya agar menggunakan ketel yang aman dan dilengkapi alat ukur dan otomatis membuang uap panas apabila terjadi kelebihan panas," tandasnya. (tim redaksi)