Selain potensi yang bisa berdampak buruk terhadap usaha dan kebutuhan dasar masyarakat, Kukuh juga mengatakan kalau puncak kemarau saat ini banyak menimbulkan titik api. Alias hot spot di beberapa wilayah Kaltim.
"Untuk itu (titik api), kita selalu memantau begitu ada prodak titik panas langsung kita share baik mulai dari jam 07.00 sampai sore, jadi tidak dalam bentuk rekapan 24 jam,” sebutnya.
Menurutnya, titik api tersebut dapat berubah-ubah tiap jamnya karena ada beberapa faktor atau penyebab.
Dalam mengidentifikasi titik api, pihaknya membagi dalam 3 kategori. Rendah, sedang dan tinggi tingkat kepercayaan.
"Yang rendah dan sedang itu bisa saja karena disebabkan oleh pasir atau atap seng yang terpapar sinar matahari maka menimbulkan hawa panas, tetapi jika tinggi itu bisa dipastikan penyebabnya karena api," pungkasnya.
(*)