DIKSI.CO, SAMARINDA- Hingga Idulfitri memasuki hari ketiga, Selasa (26/5/2020), genangan air karena banjir yang menghantui sebagian wilayah Kota Tepian, tampak tak menunjukan perubahan yang berarti.
Siang tadi, Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi saat melakukan tinjauan tepatnya di Jalan Sejahtera I, Kelurahan Temindung, Kecamatan Sungai Pinang menuturkan kalau untuk menyelesaikan momok ini anggaran APBD saja tidak akan cukup.
"Ini masalah yang besar dan kompleks, jadi butuh bantuan dari pusat untuk menanganinya," ucap Hadi kepada awak media.
Aliran drainase Sungai Karang Mumus (SKM) sebut Hadi adalah persoalan utama dari masalah klasik ini. Tingginya sedimentasi hingga menyebabkan pendangkalan, menjadi sebab utamanya banjir terus melanda.
Akibat perihal tersebut, tentu bertalian dengan daya tampung air yang tak bisa lagi memadai dan akhirnya meluap ke pemukiman warga Samarinda.
“SKM perlu dikeruk dan direhabilitasi, tapi butuh dukungan pemerintah pusat,” terangnya.
Soal rencana bantuan tersebut, kata Hadi, Pemprov sudah komunikasi dengan Kementerian PUPR belum lama ini.
“Waktu kami sampaikan, Menteri PUPR sudah beri sinyal positif bantuan untuk keruk SKM,” beber Hadi.
Belum kunjung terealisasi, rencana tersebut mendapatkan hadangan dari wabah pandemi virus corona alias Covid-19.
“Sekarang semua anggaran dipangkas. Bahkan, dana alokasi khusus (DAK) semua ditiadakan. Hanya tersisa, kesehatan dan pendidikan saja. Ini yang bikin tertunda,” terang Hadi.
Karena itu, untuk langkah terdekat, Pemprov Kaltim akan membantu perbaikan drainase dalam kota dan pengerukan SKM secara bertahap.
Ditambah, ada rencana Pemkot Samarinda memindahkan pusat pemerintahan ke wilayah pinggiran guna mengurangi beban hunian di Kota Samarinda.
“Tapi itu jangka panjang,” pungkasnya. (tim redaksi Diksi)