Usaha ini telah turun-menurun dilakoni keluarga Fatimah, mulai dari sang nenek, ibu, lalu diteruskan oleh dirinya.
"Tahun 90 mulai jualan, turun-menurun berjualan Lamang. Dari zaman nenek berjualan, sampai ibu, tiga generasi sudah," kata Fatimah.
Berjualan Lemang di lokasi yang sama, nampaknya tidak akan lekang oleh waktu. Usaha inipun diungkapkan Fatimah akan dilanjutkan oleh sang anak.
"Anak ada yang mau melanjutkan, tapi belum pada besar," jelasnya.
Setiap harinya rata-rata ia memasak tiga kilogram beras ketan, itu rata-ratanya. Dalam sehari Fatimah bisa mengantongi sekitar Rp400 ribu dari hasil berjualan.
Untuk harga, satu potong Lemang dijual dengan harga Rp2500 rupiah. Seperti jogoh, menikmati Lemang khususnya di Samarinda, tak lengkap rasanya bila tidak bersanding dengan telur asin.
Keduanya bak kekasih yang serasi. Telur asin dijualnya dengan harga Rp4000 rupiah.
"Setiap hari masak tiga kilo, habis 400an ribu dapatnya," Fatimah berkisah. (*)
Gubernur Sampai Artis
Menjelma jadi kuliner khas Kota Tepian, Lemang olehan Bu Fatimah, pernah terbang ke Jakarta, tahun 2008.
Dirinya berkesempatan mempromosikan mekanan ini di pameran internasional di GOR Senayan Jakarta.
Bukan kaleng-kaleng, mulai dari pejabat hingga Gubernur Kaltim menjadi langganannya.