Sri mengatakan, guru-guru dari anak berkebutuhan khusus tersebut tidak digaji, melainkan hanya mendapatkan sukarela dari sekolah.
"Itu yang harusnya kita pikirkan, karena mereka harus menambah kompensasinya karena ini sebagai guru-guru pendamping untuk anak-anak berkebutuhan khusus," imbuhnya.
Selain itu, hearing tersebut juga membahas maslah kebudayaan, karena menurut Sri Puji Astuti, kebudayaan saat ini seakan-akan terpinggirkan.
"Dengan dana yang kami lihat, berjumlah Rp.1,27 miliar, itu kecil sekali sedangkan kita ini sangat membutuhkan program untuk mengelola museum bagaimana nanti cagar budaya," ucap Sri Puji Astuti. (advertorial)