Sabtu, 23 November 2024

Kisah Sedih Nasib Keluarga Agus saat Corona, Tinggal di Petak Warung hingga Tak Dapat Bantuan Pemerintah

Koresponden:
Yudi Syahputra
Jumat, 22 Mei 2020 10:56

eluarga Agus Supriatina terdampak Corona, nasibnya saat ini hanya bisa tinggal di warung kopinya dan belum mendapatkan bantuan dari pemerintah, saat ditemui, Jumat (21/5/2020)./Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - Imbas Covid-19, keluarga Agus Supriatna yang merupakan salah satu warga Samarinda ini nasibnya kian kesulitan. Bahkan, dalam keadaan sulit tersebut, mereka tak juga mendapatkan bantuan sembako dari pemerintah.

Sejak dari dua bulan yang lalu, ia bersama istri dan ketiga anaknya hanya bisa tinggal di warung kopi berukuran lebar 4x4 meter saja. Warung itu berada di Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.

Sebelumnya, keluarga Agus pernah indekos di Jalan Pramuka RT 31. Namun, saat adanya pandemi corona, mau tak mau mereka memilih pindah dan tinggal di warung kopinya lantaran tidak ada pemasukan karena kampus ditutup saat pandemi.

"Sehari-hari saya jualan kopi di Unmul. Selama pandemi ini ya, tutup. Sejak kampus ditutup. Karena tidak ada pemasukan selama pandemi ini. Akhirnya saya cabut dari kos dan tinggal di warung ini. Sementara saya bertanggung jawab kepada anak dan istri," kata Agus Supriatna saat ditemui, Jumat (21/5/2020).

Agus saat ini sudah memasuki usia ke-56 tahun. Ia mengaku tinggal di warung kopinya karena tidak memiliki rumah. Ia dikaruniai tiga anak. Sementara anak pertamanya saat ini sedang berkuliah dan memperoleh bantuan beasiswa bidikmisi. Kedua anak Agus lainnya masih berumur 3 tahun dan 1 tahun.

Agus mengaku selama masa pandemi dia tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah. Padahal, mereka berdomisili sebagai warga Samarinda sejak 2016. Justru yang memberi pertolongan kepada mereka adalah tokoh-tokoh masyarakat.

"Saya hanya dapat bantuan dari tokoh masyarakat, seperti Pak Erwin dan Partai PKB. Selama ini dari pemerintah sendiri saya belum menerima bantuan, kecuali bidikmisi kuliah anak saya saja," ungkapnya.

"Sejenis BLT dan lain-lain saya belum terima seumur hidup belum pernah terima," tambahnya.

Agus berharap, mendapatkan bantuan dari pemerintah karena keadaan mereka yang mengalami kesulitan. Ia juga berharap saluran bantuan di masa pandemi tepat sasaran kepada mereka yang berhak mendapatkan bantuan.

"Saya pribadi, tolonglah untuk pemerintah sendiri dalam pembagian itu berikanlah kepada yang hak. Jangan sampai salah sasaran. Sebetulnya saya malu minta bantuan, tetapi karena keadaan. Tolong hak saya, kalau memang saya punya hak untuk itu. Dan kalau memang teman-teman saya dan keluarga saya punya hak itu, tolonglah berikan itu saja harapan saya," pintanya dengan wajah lesu.

Saat ini, tabungan Agus untuk memenuhi kebutuhan keluarganya kian menipis dan tidak ada pemasukan. Sementara masa pandemi belum bisa dipastikan kapan berakhir. Oleh sebab itu, ia sangat berharap bantuan pemerintah diberikan kepada yang berhak, termasuk dirinya.

"Kebetulan ada tabungan sedikit kita pakai. Selama ini saya pun tidak pernah mau mengemis walau ada sedikit bisa lah memberi makan anak istri. Tetapi umpamanya masalah ini berkepanjangan. Otomatis terdesak juga, memang perlu. Cari kerjaan susah. Daripada nanti saya bertindak kriminal, maka dari itu saya hanya bisa mengadu ke media semoga ada solusi," ucapnya. (tim redaksi Diksi)

Saefuddin Zuhri/Diksi.co

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews