Sani menjelaskan bahwa beberapa kendala dari sekolah pinggiran adalah blank spot, keterbatasan ekonomi, hingga kesulitan menerima materi yang disampaikan secara daring tersebut.
Selain itu politisi Fraksi PKS ini juga mengatakan masalah utama yang harus menjadi perhatian adalah penyampaian materi dan pembelajaran karakter anak. Kendati demikian, kesehatan juga harus jadi perhatian.
"Artinya begini, kita ingin anak-anak tidak kehilangan nilai pembentukan karakter dan pengalaman belajar. Namun disisi lain kita juga menginginkan anak-anak sehat, itu yang masih jadi dilema hingga kini," imbuhnya.
Hingga kini Komisi IV DPRD Kota bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan masih mencari jalan terbaik untuk pelaksanaan PTM se-efisien mungkin.
Sebagai informasi, penyelenggaraan PTM di Kota Samarinda aja ditunda sementara diakibatkan lonjakan kasus Covid-19 di Kota Tepian.
Wali Kota Samarinda Andi Harun melalui surat edaran wali kota resmi menerapkan PPKM bersakal mikro hingga 20 Juli 2021 mendatang. (advertorial)