Ada ribuan gereja dan tempat ibadah lainnya yang mendapat perlakuan sama dari Pemerintah Turki.
Turki dan Erdogan mendapat kritik tajam terkait perubahan fungsi Hagia Sophia menjadi masjid.
Gereja dan Sinagog di Turki Jumlahnya Banyak
Erdogan menyebut jumlah gereja dan sinagoge di Turki sekitar dua kali lipat dari jumlah masjid di negara Eropa mana pun. Pernyataan itu menjadi bentuk keterbukaan dan sifat inklusif Erdogan pada agama lain.
"Pemerintah Turkilah yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum, lalu kami mentransformasinya kembali menjadi masjid," kata Erdogan dilansir dari Middle East Monitor, Kamis (16/7).
Erdogan menyadari kritik keras dunia barat atas keputusan konversi Hagia Sophia. Menurutnya, kritik itu tak pantas ditujukan padanya karena tetap menghargai agama lain.
"Tempat ibadah non-Muslim di Turki sekitar empat-lima kali lebih banyak dari jumlah Masjid di negara Eropa. Ada satu tempat ibadah untuk 460 non-Muslim di Turki, ini jauh dibandingkan satu masjid per 2.000 Muslim di Eropa," ujar Erdogan.
Di sisi lain, Erdogan berkomitmen mempertahankan status Hagia Sophia sebagai situs warisan dunia meski telah dikonversi menjadi masjid. Ia merasa pembukaan Hagia Sophia untuk jamaah Muslim tak mengganggu status situs warisan dunia. (*)
Artikel ini telah tayang di Republika.co.id dengan judul "Erdogan dan Turki Kembali Ajari Barat Soal Toleransi Agama" https://republika.co.id/berita/qe9amn440/erdogan-dan-turki-kembali-ajari-barat-soal-toleransi-agama