Jumat, 20 September 2024

Warga Panik Pipa Gas Bocor di Samarinda, Pertamina Minta Ini ke Kontraktor

Koresponden:
Muhammad Zulkifly
Rabu, 5 Agustus 2020 11:55

FOTO : Pipa gas yang bocor milik Pertamina dan sempat menimbulkan keserasahan masyarakat malam tadi di Muang Dalam, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara/Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - Saat warga di Jalan Rejo Mulyo, Muang Dalam, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara, Selasa (4/8/2020) malam tadi sekira pukul 23.00 Wita dipanikan dengan suara gemuruh yang disertai aroma amonia yang menyengat.

Usut punya usut, aroma gas yang menyeruak itu berasal dari kebocoran pipa gas milik Pertamina

Pipa jaringan gas (jargas) dari Handil Nilam, Kecamatan Muara Badak yang terhubung ke Tanjung Batu, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). 

"Suaranya seperti hujan, tapi engga hujan ternyata. Ada keciuman juga bau gas," kata Superyatin (38), warga setempat saat dijumpai, Rabu (5/8/2020) sore tadi. 

Pipa berdiameter delapan inchi yang berada dikedalaman tiga meter dari permukaan tanah mengalami kebocoran.

Diketahui kebocoran terjadi setelah terbentur bucket ekskavator saat sedang melakukan penggalian proyek pipanisasi Perusahaan Listrik Negara Gas dan Geothermal (PLN GG). 

Warga sekitar sempat diminta untuk mengungsi dari area jargas yang dibangun sejak 1998 tersebut.

Setidaknya diminta menjauh sekitar tiga kilometer. 

"Orang-orang yang dekat pipa pada ngungsi duluan di simpang empat sana. Ngungsinya ya ke rumah keluarga saja," terang bapak anak satu tersebut. 

Namun, saat itu semua warga mengungsi.

Beberapa bertahan di beranda rumahnya masing-masing.

Saat hari berganti, tepatnya pada pukul 03.00 Wita subuh tadi, kerumunan warga yang sempat mengungsi perlahan mulai kembali ke kediamannya masing-masing. 

"Tapi di depan rumah aja. Mau tidur juga kan engga tenang takut juga kalau meledak atau kenapa-kenapa," tutupnya.

Terpisah, Manager PLN GG unit Tanjung Batu, Kabupaten Kukar, Saeb yang melakukan investigasi lapangan menerangkan proyek pipanisasi dengan jarak 48,2 Kilometer tersebut dilakukan sejak sehari sebelumnya.

Namun, saat pengerjaan di malam hari, terjadi insiden tersebut. 

"(Kebocoran) Karena alat berat, tanpa kesengajaan mengenai pipa," terang Saeb.

"Ini untuk membantu masyarakat di sini supaya tidak terjadi banjir akibat tersumbatnya saluran sungai," sambungnya. 

Meski objek vital nasional (obvitnas) tersebut telah mengalami kebocoran dan sedang ditangguhkan, Saeb menerangkan proyek tersebut tetap akan berjalan. Sembari berkoordinasi dengan pihak Pertamina.

"Proyek ini masih akan dilanjutkan karena ini proyek pemerintah. Kami berkoordinasi dengan Pertamina. Dalam tahap-tahap penyelesaiannya," terangnya.

Disinggung soal Standar Operasional Prosedur (SOP) pengerjaan yang masih melakukan di malam hari, Saeb mengatakan bisa dilakukan asal dengan alat keamanan yang memadai. 

"Kalau dalam pekerjaannya pada malam hari, penggalian batu bara kan bisa. Namanya musibah ini pun bisa terjadi," tegasnya. 

Selanjutnya, Frans Hukom, Legal and Relation Assistant Manager Pertamina EP Field Sangasanga yang juga dikonfirmasi membenarkan jika jargas tersebut milik  Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field.

"Itu memang pipanya Pertamina Sangasanga," akunya. 

Namun untuk pengerjaan tersebut dilakukan oleh kontraktor dari PLN GG.

Penyebab pasti bocornya jargas masih dalam investigasi. 

Pekerjaan di malam hari pun dipertanyakan Frans. 

"Nah belum tau kenapa itu bisa ada pekerjaan malam. Masih diinvestigasi," terangnya. 

Untuk memberikan rasa aman ke warga sekitar, aliran gas ditutup sementara.

Upaya selanjutnya Frans akan meminta pertanggungjawaban dari PLN GG dan pihak kontraktor

"Kemungkinan besok (hari ini) atau Jumat kami akan panggil PLN GG dan Kontraktornya untuk minta bertanggungjawab. Termasuk kerugian yang diderita akibat pipa dan gas yang terbuang. Itu semua harus dihitung," pungkasnya. (tim redaksi Diksi) 

 

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews