Jumat, 22 November 2024

Wahai Pemerintah, RS Plat Merahmu Itu Sedang Kesusahan 

Koresponden:
diksi redaksi
Minggu, 18 Juli 2021 16:23

Template berita Wahai Pemerintah, RS Plat Merahmu Itu Sedang Kesusahan/ Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA – Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di beberapa daerah di Indonesia, termasuk diantaranya Kaltim. 

Update per Minggu, 18 Juli 2021, total ada 96 ribu kasus, dengan rincian 78. 490 dinyatakan sembuh. Sementara untuk total meninggal adalah 2.392 kasus. 

Penanganan Covid-19 tak lepas pula dari peran rumah sakit serta tenaga kesehatan. Menilik di ibukota Kaltim, kesulitan dialami beberapa rumah sakit, termasuk pula untuk rumah sakit plat merah milik pemerintah, RSUD AW Syahranie

Beberapa waktu terakhir, dua rumah sakit di Samarinda tidak melayani penanganan pasien Covid-19. Dua rumah sakit itu RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda, dan RS SMC Samarinda.

Pihak rumah sakit beralasan, fasilitas isolasi mereka tengah penuh oleh pasien. Padahal banyak warga yang masih hilir mudik mencari rumah sakit guna mendapatkan perawatan medis usai terkonfirmasi positif.

Puncaknya, setelah seorang warga asal Jalan Lambung Mangkurat, Samarinda Ilir, terpaksa menghembuskan nafas terakhirnya.

Padahal warga tersebut telah mendatangani RSUD AWS untuk dapat penanganan medis sesak nafas dan demam. Hanya saja, karena  fasilitas rumah sakit terisi penuh, sehingga pasien itu tidak bisa ditangani.

Padahal Pemprov Kaltim memiliki dua failitas karantina perawatan pasien Covid-19, RSUD AWS dan Asrama BPSDM Kaltim di Kecamatan Loa Janan Ilir.

Pemprov Kaltim pun dianggap lambat menangani kenaikan kasus Covid-19, khususnya di Bumi Mulawarman. Pasalnya fasilitas karantina milik provinsi, masih jauh berada di bawah Samarinda.

Pemkot melalui Dinkes Samarinda memiliki lima pusat karantina, seperti RSUD IA Moeis, Puskar Bapelkes, Puskar Lempake, Puskar Sungai Siring, dan Puskar Palaran.

Menanggapi hal tersebut, dr Padilah Mante Runa, Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, menyampaikan dinkes sebenarnya telah memikirkan penambahan pusat karantina.

Hanya saja, saat ini pihaknya masih fokus memaksimalkan Asrama BPSDM Kaltim. 

"Ada memang ke arah sana. Tapi kan BPSDM ini belum penuh juga," kata dr Padilah, Minggu malam (18/7/2021).

Dinkes Kaltim telah menambah kapasitas Asrama BPSDM Kaltim untuk merawat pasien Covid-19, dari sebelumnya berjumlah 150 tempat tidur, menjadi 180 tempat tidur.

"Sempat kami tambah ke 150, tapi penuh, sekarang kami tambah lagi ke 180 tempat tidur. Itu yang kami maksimalkan dulu. Sekarang ada 151 TT terisi ada 29 TT kosong," jelasnya.

"Bisa perawatan medis di sana, dikhususkan untuk gejala ringan sampai sedang," sambungnya.

Nantinya ketika Asrama BPSDM Kaltim dirasa tidak mampu lagi menampung pasien Covid-19, barulah pihaknya akan membuka fasilitas karantina lainnya.

Alasan tidak dibukanya fasilitas karantina baru, dr Padilah beralasan jika pihaknya kekurangan tenaga medis.

Pihaknya sempat beberapa kali telah membuka rekrutmen tenaga medis untuk penanganan Covid-19. Hanya saja, tidak ada satupun yang melamar di rekrutmen tersebut.

"Tenaga medisnya ambil dimana. Kami mau tambah, ada uang untuk gaji mereka, tapi tidak ada yang melamar," paparnya.

Ditanya berapa tenaga medis milik Pemprov Kaltim saat ini, dirinya juga tidak menjawab pertanyaan tersebut, dengan alasan tidak hafal jumlah.
Dirinya hanya menjelaskan tenaga media yang ditugaskan di Asrama BPSDM Kaltim. Di fasilitas kesehatan itu, terdapat 4 orang dokter dan belasan perawat.

"Asrama BPSDM dokternya sedikit, cuma 4 orang, perawat kami tambah 8, total ada belasan perawat di sana," tegasnya.

Sementara itu, ditanya soal usulan tenaga medis ke pusat, dr Padilah melontarkan nada pesimis.

"Aduh, tidak bisa kita harapkan pusat. Dari tahun lalu kami harap ada dari pusat, tapi tidak ada," pungkasnya. (*) 

RS Plat Merah Kepenuhan Pasien Covid-19

Sementara itu, pihak RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda banting tulang menghadapi gelombang pasien Covid-19 yang terus berdatangan ke rumah sakit.

Dari 100 tempat tidur yang disediakan, seluruhnya telah terisi pasien terpapar Covid-19. Akhirnya, RSUD AWS terpaksa menutup sementara layanan IGD sejak 9 Juli 2021 lalu.

Meski begitu, pihaknya tidak dapat menghindari gelombang pasien yang datang. Rumah Sakit Pelat Merah ini pun menerapkan sistem buka tutup layanan IGD.

"Sistemnya buka tutup. Kalau full kami tutup, bila pasien sudah bisa digeser kami buka," kata dr David Hariadi Masjhoer, Direktur RSUD AWS Samarinda, dihubungi Minggu sore (18/7/2021).

Tidak ingin masalah ini berkelanjutan, manajemen akan menambah kapasitas ruangan dan tempat tidur isolasi bagi pasien Covid-19.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews