DIKSI.CO, SAMARINDA - H-1 jelang lebaran Idulfitri, banjir di Samarinda kembali menghantui di empat kecamatan terdampak se-Kota Tepian, yakni Samarinda Utara, Sungai Pinang, Samarinda Ulu dan Palaran.
Air yang tumpah ruah akibat hujan dengan intensitas tinggi terjadi pada Jumat (22/5/2020), membuat Waduk Benanga yang kini telah berusia 42 tahun, tampak kepayahan menampung air dari hulu sungainya.
Bendungan irigasi seluas 150 hektare yang terletak di Lempake, Samarinda Utara tersebut, sempat dalam kondisi yang mengkhawatirkan pada Sabtu (23/5/2020) siang.
Tinggi muka air (TMA) sudah menyentuh di angka 110 sentimeter. Artinya, siang tadi Waduk Benanga telah memasuki level merah atau berstatus awas. Tiap-tiap warna menentukan langkah yang harus diambil. Hijau untuk waspada, kuning artinya siaga, dan merah adalah awas.
Untuk level TMA kali ini, disebut yang tertinggi dan serupa dengan yang terjadi pada tahun 1998 lalu. Hingga mengakibatkan waduk jebol.
Kendati demikian, Manajer Pusat Data dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, Ifran menegaskan Bendungan Lempake dipastikan masih dalam kondisi aman.
Hal tersebut berdasarkan hasil diskusi dengan para tenaga ahil dan pengamat kebencanaan di Kota Samarinda.
"Insya Allah masih kuat menampung air," ungkap Ifran kepada media ini Sabtu sore (23/5/2020).
Kendati sempat berada di posisi level awas, namun kini TMA Benanga telah turun di level kuning atau siaga. Beda halnya bila TMA terus berada di posisi level merah. Maka efeknya bisa terjadi seperti banjir besar tahun 1998 lalu.
"Kali ini lebih tinggi dari tahun kemarin. Tapi untungnya sudah kembali lagi ke level kuning," ucapnya.
Hanya saja, Ifran mengatakan, bagian hilir bantaran sungai Karang Mumus mesti waspada. Banjir diperkirakan akan meluas karena air yang sudah turun ke aliran sungai dapat meluap.
"Air sempat meninggi tadi dikarenakan pasangnya air," imbuhnya.
Ifran memaparkan, dari data laporan yang diterima BPBD Samarinda, banjir kali ini terjadi di empat kecamatan. Namun data terdampak banjir yang rampung terselesaikan baru dari Kecamatan Samarinda Utara dan Kecamatan Sungai Pinang. Total terdampak banjir di kawasan ini, ada sebanyak 1.671 rumah dengan 4.076 jiwa.
"Kalau dari Kecamatan lainnya, seperti di sebagian Samarinda Ulu dan Palaran masih proses pendataan," terangnya.
Lebih lanjut, Ifran mengaku telah mengirimkan dua perahu untuk Desa Budaya Pampang dan di Perumahan Bengkuring. BPBD yang masuk dalam gugus tugas penanganan Covid-19 harus membagi personelnya untuk penanganan banjir kali ini.
“Untuk sementara penanganan banjir kami tugaskan tim evakuasi yang berjumlah sepuluh orang untuk meng-handle masalah banjir ini,” jelasnya.
Sementara itu, terkait pendirian posko, Ifran menyampaikan masih harus menunggu dari status kebencanaannya. Ada dua kategori, di antaranya status siaga darurat banjir dan tanggap darurat banjir.
"Untuk membangun posko masih menunggu status dari kedaruratan banjir. Kita lihat dua hari ini petapannya bagaimana," ucapnya.
"Intinya posko dibangun bila banjir terus meluas. Kaitannya dengan penetapan status, apakah akan diberikan status siaga darurat banjir atau tanggap darurat banjir," tambahnya.
Saat ini Pemerintah Kota Samarinda masih membahas penetapan status kebencanaan ke tingkat siaga darurat banjir.
"Hanya saja kita harus merampungkan data ini terdahulu. Karena harus dikaji cepat sesuai data. Kemungkinan akan rampung hari ini, agar bisa ditetapkan statusnya besok," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)