DIKSI.CO, SAMARINDA - Sejak awal Juni 2020 hingga sekarang, Dinas Kesehatan Samarinda rutin menggelar rapid test dan tes swab massal guna memutus rantai penularan Covid-19 di Kota Tepian.
Beberapa tempat berpotensi berkumpul orang banyak disasar.
Diawali dengan test massal di Pasar Segiri pada 1 Juni 2020, tes juga dilakukan di beberapa pasar besar di Samarinda.
Pelabuhan dan bandara tak luput dari lokasi tes massal.
Jalur masuk ke Samarinda dari Balikpapan masuk prioritas, dilakukan tes massal di Loa Janan Ilir dan Palaran.
Kantor pemerintahan pun demikian, sekira 180 orang ikut tes massal di Balai Kota Samarinda.
Dari sejumlah lokasi strategis itu, Dinkes Samarinda total telah melakukan tes massal ke 14.312 orang.
Dengan rincian peserta tes swab sebanyak 5.125 orang dan rapid test sebanyak 9.187 orang.
Ismed Kusasih menyebut dari sejumlah angka tersebut seluruhnya negatif Covid-19, dan tidak ditemukan adanya transmisi lokal di Samarinda.
"Kami akan tetap konsisten untuk melaksanakan rapid dan swab massal di beberapa titik di Samarinda terutama titik perkumpulan masyarakat, fasilitas publik, dan pusat keramaian lainnya. Hingga saat ini sudah 5125 orang yang mengikuti tes swab massal dan 9187 orang yang mengikuti rapid dengan IFA massal," kata Ismed, Senin (13/7/2020).
Terlebih menurut Ismed Kusasih, saat ini Samarinda berpotensi untuk masuk pada gelombang epidemik selanjutnya.
Bahkan bila kondisi terparah bisa mengakibatkan terjadinya puncak gelombang kedua.
"Seminggu terakhir, Samarinda mendapatkan kasus positif yang didominasi dari warga luar Samarinda dan warga Samarinda yang baru pulang bepergian dari daerah lain, terutama daerah dengan tingkat kasus yang tinggi yaitu Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan," jelasnya.
Untuk itu, Dinkes Samarinda ke depan kembali memperketat pelaksanaan tes massal di beberapa lokasi, dengan potensi berkumpul orang tinggi.
"Saat ini dinkes sedang fokus untuk memutus rantai penularan. Bagi masyarakat Samarinda, perlu diketahui bahwa yang terpenting sekarang memutus rantai penularan, bukan siapa yang tertular," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)