Sabtu, 23 November 2024

Soal RTH, Andi Harun: Datanya Akurat Dahulu, Baru Susun Program

Koresponden:
diksi redaksi
Jumat, 13 November 2020 6:40

Andi Harun saat mengunjungi masyarakat di kawasan Pasar Segiri Samarinda/ IST

DIKSI.CO, SAMARINDA - Calon wali kota Samarinda nomor urut 2, Andi Harun berkomitmen mewujudkan ruang terbuka hijau (TRH) 30 persen di wilayah yang akan dipimpinnya. 

Kata AH, sapaan akrabnya, RTH minimal 30 persen bukan janji politik dirinya. Tapi memang amanat undang-undang yang termaktub di UU Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 

Beleid itu mengatur proporsi RTH pada setiap kota paling sedikit 30 persen dari luas wilayah kota. Namun sejauh ini, AH menyebut Samarinda belum mencapai persentase tersebut.

Untuk mewujudkan program itu, kata AH, bukan hal yang sulit dilakukan di Samarinda. Alasannya, sejauh ini wilayah Samarinda banyak memiliki kawasan yang potensial dijadikan RTH.

“Tentuk bukan asal lahan hijau. Karena RTH ada syarat khususnya. Itu yang harus dipenuhi. Intinya RTH yang ada harus mampu menjadi berfungsi memperbaiki kualitas lingkungan,” ungkap AH.

Dari keterangan yang disampaikan Kepala Seksi (Kasi) Pemeliharaan Lingkungan Hidup dan Pertamanan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, Aviv Budiono, dari data terakhir 2013 lalu, RTH yang berada di lahan publik hanya 20 persen. Sisanya berada di lahan milik pribadi. 

"Sebenarnya kalau dari ketinggian, semak belukar yang tinggi pun dikira ada RTH di sana," kata Aviv seperti dilansir dari Samarinda Pos.

Nah, menurut AH, hal pertama yang harus dilakukan adalah menyelaraskan data RTH terlebih dahulu. Hal ini penting, agar program yang pihaknya susun akan mampu mewujudkan target yang dimaksud.

“Kalau datanya tidak akurat, bagaimana kita mau menyusun program. Target harus terukur. Sehingga program berjalan sedetail mungkin,” paparnya.

Sejuah ini, Pemkot Samarinda telah membangun sejumlah taman di pusat kota. Salah satu tujuannya juga untuk menyelaraskan program RTH tersebut. 

Menurut AH, program ini perlu diapresiasi. Tapi bukan berarti tidak perlu dievaluasi. Berdasarkan catatannya, beberapa pembangunan taman di Samarinda harus dikritisi. Sehingga antara harapan dan realitas di lapangan berjalan beriringan.

“Karena banyak taman yang setelah dibangun kondisinya justru kumuh. Kan,  kasihan uang rakyat. Taman yang ada harus benar-benar memberikan manfaat banyak bagi masyarakat luas,” pungkas AH.  (tim redaksi Diksi)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews