DIKSI.CO, SAMARINDA - Berhembus kabar Pemkot Samarinda bakal memotong intensif guru honor dari Rp 700 ribu ke Rp 250 ribu.
Namun kabat tersebut dibantah oleh Pemkot Samarinda.
Wali Kota Samarinda Andi Harun menegaskan bahwa tak ada pemotongan intensif guru honor di Kota Tepian.
Merespon hal itu, Sekretaris Komisi IV DPRD Samarinda Deni Hakim Anwar mengimbau para guru honorer di Samarinda tidak perlu cemas dengan isu pemotongan insentif guru honorer tersebut.
Deni Hakim Anwar menegaskan isu pemotongan insentif guru honorer yang beredar di media sosial, belum bisa dibuktikan kebenarannya.
“Isu pemotongan insentif guru honorer baru sebatas wacana, artinya belum bisa dibuktikan kebenarannya” ujar Deni Hakim Anwar, Senin (5/9/2022).
Politisi partai Gerindra itu menambahkan, beberapa waktu yang lalu pihaknya sudah melakukan hearing bersama para guru yang tergabung dalam Forum Peduli Guru Samarinda.
“Beberapa hari yang lalu kita melakukan hearing bersama para guru honorer dan tenaga kependidikan yang ada di Kota Samarinda, kita berdiskusi terkait isu yang beredar belakangan ini terkait isu pemotongan insentif,” ungkap Deni sapaannya.
Lebih lanjut, Deni menegaskan bahwa wali kota Samarinda telah mengklarifikasi hal tersebut di forum paripurna DPRD Samarinda dan melalui media.
“Terkait isu pemotongan insentif guru honorer, saat ini wali kota sedang mendalami hal-hal teknis baik dari aspek hukum dan keuangan daerah,” terang dia lagi.
Ia mengajak untuk sama-sama mencari formula untuk menangani masalah guru honorer, baik negeri maupun swasta dan tenaga kependidikan Kota Samarinda.
Sambil menunggu formula yang nantinya akan dituangkan dalam sebuah peraturan wali kota, Deni berharap agar para guru honorer tidak terpancing dengan isu pemotongan insentif
“Saya berharap rekan-rekan guru honorer tidak terpancing dengan isu pemotongan insentif guru honorer dan tetap fokus menjalankan tugas sebagaimana mestinya, insyallah ada solusi terbaik untuk kita semua,” pungkasnya. (Advertorial)