DIKSI.CO, SAMARINDA - Selain video viral Ismail Bolong, ada pula beredar di media sosial perihal gambar yang menunjukkan aliran uang koordinasi penambang batu bara ilegal.
Gambar yang beredar itu ada dua. Dilihat tim redaksi pada Minggu (6/11/2022), pada bagian atas gambar tersebut bertuliskan " Aliran Uang Koordinasi Dari Aiptu Ismail Bolong, S.H Dalam Kegiatan Pertambangan Batu Bara Ilegal"
Dari gambar tersebut terlihat adanya alur koordinasi, termasuk juga perihal modus, pembeli/ buyer, keuntungan, serta tanda panah yang mengarah pada jenderal polisi.
Gambar itu mulai beredar di media sosial pada Sabtu (5/11/2022) malam.
Belum dapat dipastikan kebenaran dari informasi yang tertera di gambar tersebut.
Sementara itu, dari internal Polri, masih belum berikan respon terkait dengan adanya kemunculan gambar alur koordinasi tersebut.
Video kedua Ismail Bolong muncul
Ismail Bolong muncul lagi.
Nama Ismail Bolong belakangan ini menjadi perhatian dalam isu tambang ilegal di Kalimantan Timur.
Sebelumnya, ada video yang menampilkan pengakuan seorang laki-laki bernama Ismail Bolong menyetor duit tambang ilegal kepada Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto.
Hal itu muncul dalam diskusi komunitas Kolaborasi Peduli Indonesia (KOPI).
Acara yang bertajuk "Mengungkap Persengkokolan Geng Tambang di Polisi dengan Oligarki Tambang" itu diselenggarakan di kafe Dapoer Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2022).
Acara ini dihadiri oleh narasumber baik secara fisik maupun virtual antara lain Pakar Hukum UGM Denny Indrayana, Pakar Kriminolog UI Adrianus Meliala, Dosen Universitas Islam Kalimantan Selatan Muhammad Uaib As`ad,
Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies ISESS Bambang Rukminto, Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso dan Kordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang/JATAM Melky Nahar.
Dalam video itu, Ismail Bolong tampak sedang membacakan sebuah surat pengakuan yang menyatakan dirinya bekerja sebagai pengepul dari konsesi tambang batu bara ilegal di Desa Santan Ulu, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Setelah video itu viral, pada Minggu dini hari, kembali muncul video dari Ismail Bolong.
Akan tetapi, di video terbaru itu, pernyataan berbeda justru disampaikan Ismail Bolong sehubungan dengan video pertamanya yang viral.
Di video terbaru Ismail Bolong itu, ia justru meminta maaf kepada sosok yang sebelumnya sempat ia sebut, yakni Kabareskrim Agus Andrianto.
"Saya mengajukan permohonan maaf ke Pak Kabareskrim," ujar Ismail Bolong dalam video beredar.
Disebutnya, untuk video yang viral itu, direkam saat ini adalah tekanan.
Tekanan itu berasal dari Brigjen Hendra. Brigjen Hendra diketahui saat ini masih dalam kasus bersama Ferdy Sambo.
"Saya dalam tekanan dari Brigjen Hendra dari Mabes." katanya.
Dia menyebut testimoni itu direkam melalui ponsel iPhone milik 1 dari 6 anggota Paminal Mabes Polri yang datang khusus ke Balikpapan.
Sebelum direkam, Ismail mengaku diperiksa di ruang Propam Polda Kaltim di Balikpapan.
Ia pun merincikan, apa yang ia maksud sebagai tekanan itu. Di antaranya ada telepon dari sosok Brigen Hendra kepadanya hingga tiga kali.
"Saya sampai tiga kali ditelepon Jendral Hendra dan diancam akan dibawa ke Propam Mabes kalau tidak baca itu testimoni." katanya.
Akhirnya, konsep tulisan itu dia bacakan dan direkam pakai handphone (HP). (tim redaksi Diksi)