DIKSI.CO, SAMARINDA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Samarinda, gelar sosialisasi pengawasan partisipatif jelang Pemilu 2024, pada Rabu (30/11/2022).
Dalam sosialisasi itu Bawaslu Samarinda memfokuskan diri pada tiga isu, mulai dari ancaman hoaks, politik uang, dan isu SARA.
Muhaimin, Komisioner Bawaslu Samarinda, menjelaskan sosialisasi yang digelar ini guna memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
"Bawaslu masuk dalam tahapan pemilu, kami mengedepankan sosialisasi dan pendidikan politik ke masyarakat khususnya di Samarinda," kata Muhaimin, Rabu (30/11/2022).
Muhaimin menyebut Bawaslu Samarinda masih mencermati potensi-potensi yang memungkinkan terjadi di Pemilu 2024.
Terkait isu SARA, Bawaslu mencermati di Samarinda tidak muncul signifikan di Pemilu 2019.
Dirinya meyakini isu terkait SARA juga tidak akan naik signifikan di Pemilu 2024.
"Perkiraan 2024, evaluasi 2019 ini jadi pengalaman, kita berkaca di 2019, Samarinda ada tapi tidak terlalu signifikan kemunculan isu-isu SARA," jabarnya.
"Untuk mencegah itu, Bawaslu Samarinda bekerjasama dengan organisasi masyarakat, tokoh masyarakat, dan tokoh agama, untuk menghindari isu SARA di pemilu," lanjutnya.
Bawaslu Samarinda memfokuskan diri pada potensi hoaks dan politik uang di Kota Tepian.
Meski begitu, saat ini pihak Bawaslu belum bisa menilai potensi-potensi itu lantaran partai politik yang akan bertarung di pemilu belum diumumkan.
"Saya amati 2024 kita belum bisa memastikan, karena partai politik yang bertarung belum kita tahu, nanti penetapan 14 Desember," tegasnya.
"Dari penetapan itu baru bisa riset apa saja yang berpotensi muncul, apakah hoaks, politik uang, dan isu SARA," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)