DIKSI.CO, SAMARINDA - Maraknya kasus prostitusi online yang melibatkan anak di bawah umur sebagai wanita penghibur tentu harus mendapat perhatian khusus. Sebab sebagai generasi penerus bangsa, tentu harapan besar bagi kemajuan negara berada di pundak para kawula muda.
Berkaca dari dua ungkapan terakhir Korps Bhayangkara di Kota Tepian, praktik terlarang ini bahkan melibatkan mereka yang masih berstatus pelajar. Remaja gadis pun menjadi korban eksploitasi aplikasi daring bernama MiChat yang kerap disalahgunakan para pelaku alias mucikari.
Fenomena ini pun mendapat perhatian seorang sosiolog Universitas Mulawarman (Unmul) bernama Sri Murlianti. Menurut akademisi ini, trend remaja terlibat dalam prostitusi ini disebabkan beberapa faktor. Baik dari sisi sosial maupun ekonomi.
Bahkan gaya hidup dalam pergaulan remaja masa kini menjadi faktor terbesar. Lingkungan pergaulan yang buruk ditambah pengawasan orang tua yang lemah menambah kemungkinan para remaja ini terjerumus.
"Jika anak-anak dilepas dengan gadget masing-masing yang tidak dikontrol, apapun bisa masuk. Karena kita tidak dapat mengerti wacana apa yang masuk kepada anak-anak, itu yang berada di keluarga, lalu kemudian di lingkungan itu juga apa yang diajarkan sangat penting," terang Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unmul ini, Sabtu (20/3/2021).
Dalam lingkar pertemanan, pola hidup konsumtif dan hedonis yang mengelilingi kerap membuat para remaja polos ini terjebak. Pasalnya, untuk mencapai kebutuhan hidup hedonis, jalan pintas mendapatkan pundi rupiah pun akan ditempuh.