DIKSI.CO, SAMARINDA - Sebagian umat muslim di Samarinda, menggelar Salat Idulfitri, pada Jumat (21/4/2023).
Salat Idulfitri digelar di beberapa titik, salah satunya di halaman parkir Gelora Kadrie Oening Samarinda.
Dalam pelaksanaan salat lebaran tersebut, Ir. H. Amir Hady, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kaltim, didapuk memberikan khotbah kepada para jemaah.
Dalam penyampaian khotbahnya, Amir Hady, menyampaikan empat nilai esensial dalam beragama, seperti tauhid, yang mengajarkan manusia bahwa satu-satunya wujud mutlak adalah Allah SWT.
"Dialah satu-satunya entitas yang tidak bermula dan tidak berakhir," ungkap Amir, Jumat (21/4/2023).
Menurutnya, nilai tauhid menjadi dasar seluruh konsep dan aktivitas umat Islam, baik ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
Esensi kedua al-lttiba atau mengikuti. Nilai dasar beragama mengemukakan tentang pentingnya setiap muslim selalu menaati seluruh larangan Allah SWT.
Ketiga, al-Taysir atau kemudahan. Nilai dasar ini menjadi prinsip penting dalam Islam.
Manusia tetap bersemangat dan tekun dalam menjalankan perintah agama. Terutama dalam situasi sulit.
"Dalam kaidah usul fikih dinyatakan setiap kesulitan, pada dasarnya menuntut kemudahan," katanya.
Nilai keempat yakni mashlahat. Amir Hady mengutip, Imam Al-Ghazali dalam Kitab Mushtasfa min Ilm al-Usul, menyampaikan bahwa relasi yang terbangun antara syariat dan kemashlahatan terjalin sangat erat.
"Mashlahat menurut Imam al-Ghazali adalah memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta," lanjutnya.
Amir Hady lalu melanjutkan, empat esensi nilai keagamaan ini terangkum dalam ibadah puasa Ramadan.
"Puasa mengajarkan kita untuk tidak berlebih-lebihan. Puasa juga momentum menjaga persatuan dan persaudaraan, sekaligus momentum untuk hidup penuh toleran," tegasnya. (tim redaksi Diksi)