DIKSI.CO, BALIKPAPAN - Pasca pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020, Pemkot Balikpapan mengatakan adanya kerugian disebabkan tingginya angka golongan putih (golput).
"Masih ada 200 ribuan orang atau 41% yang tidak mencoblos alias golput," kata Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, Kamis (10/12/2020).
Pasalnya KPU Balikpapan telah menganggarkan hingga puluhan miliar untuk melaksanakan Pilkada di Kota Balikpapan ini, namun tingkat partisipasi masih menjadi persoalan.
"Dari segi pembiayaan kita rugi. Biaya 1 orang pemilih itu Rp 187 ribu, dikalikan dengan yang golput, berarti rugi sekitar Rp 35 miliar. Ini dari tingkat partisipasi," katanya.
Rizal mengatakan kemungkinan angka golput ini tinggi dikarenakan adanya pandemi Covid-19, masyarakat pun takut untuk datang ke TPS dan tertular Covid-19.
"Saya curiga mereka takut ke TPS karena Covid-19. Jadi banyak yang tidak datang ke TPS, atau karena cuma paslon tunggal, jadi tidak punya pilihan," ujarnya.
"Memang tingkat partisipasi ini dirasakan semua daerah di Indonesia. Hampir sama dengan Pilkada yang 5 tahun lalu," katanya.
Hingga berita ini ditulis, proses quick count masih dilakukan KPU Balikpapan dengan menginput seluruh data surat suara yang ada di 1.505 TPS.
"Walaupun belum lengkap tapi sepertinya kita hanya bergerak tingkat partisipasi sekitar 60%," kata Rizal.
"Secara umum aman lancar, tidak ada kejadian dan cuacanya bagus. Catatan pentingnya ya tingkat partisipasinya kurang," ujarnya. (tim redaksi Diksi)