DIKSI.CO, SAMARINDA - Ratusan keluarga berpotensi stunting di Kecamatan Sungai Kunjang.
Hal itu diungkap Camat Sungai Kunjang Dwi Siti Norbayah saat gelar rembuk stunting tingkat kecamatan, Rabu (10/5/2023).
Ia menyebut di Sungai Kunjang ditemukan 9000 keluarga berpotensi stunting.
Hal itu disebabkan berbagai faktor. Kendati demikian, Ia menyebut belum terdeteksi stunting, namun baru berpotensi stunting.
“Potensi stunting banyak faktornya ya, jadi belum terdeteksi stunting,” ungkapnya.
Ia menjelaskan data itu berasal dari Dinas Sosial Samarinda dan dinilai sangat potensial.
Ia menyebut data itu perlu penguatan intervensi semua pihak terlebih yang langsung terjun ke setiap RT seperti Dasa Wisma dan Pekerja Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Sungai pinang.
Sementara yang sudah dinyatakan stunting baru 7 anak.
“Hanya di beberapa kelurahan, yaitu Kelurahan Lok Bahu 2, Kelurahan Karang Anyar 2, Kelurahan Teluk Lerong Ulu 3, jadi totalnya 7 temuan,” jelasnya.
Terdapat temuan yang mendominasi penyebab stunting kata Dwi di Kecamatan Sungai Kunjang adalah fenomena baby blues dimana hal ini berkaitan dengan kesiapan berkeluarga.
“Akhirnya mengakibatkan orangtua tidak memahami persoalan asupan gizi yang tepat untuk anak,” ungkapnya.
Terlebih kata Dwi potensi pernikahan dini terjadi di daerah perbatasan di perumahan penduduk, usia muda sudah dinikahkan oleh orangtuanya.
“Dampaknya juga menyangkut pada keberlangsungan ekonomi dan kesadaran membawa anak ke posyandu,” ungkapnya.
Terkait kunjungan posyandu yang harusnya targetnya 70 persen kunjungan, Dwi menyampaikan kunjungan posyandu hanya mencapai 45 persen saja.
“Jadi, kami libatkan babinsa dan bhabinkamtibmas untuk bisa mengajak warga yang memiliki anak atau dalam keadaan hamil datang ke posyandu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Dwi beberkan usulan yang dihasilkan dalam rembuk stunting, diantaranya adalah memaksimalkan sosialisasi dan dana Probebaya sebagai stimulan untuk memprioritaskan penurunan angka stunting.
“Jangan lupa juga untuk menggalakkan anak datang ke posyandu pemberian imunisasi dasar dan vitamin A, begitu juga remaja yang diberikan tablet penambah darah,” ungkapnya.
Dwi berharap Samarinda harus mencapai target zero stunting untuk masa depan generasi ke depannya.
“Kita harus saling kerjasama untuk mewujudkan zero stunting dan lebih giat lagi lakukan sosialisasi tentang kesiapan memiliki anak, faktor penyebab stunting, juga tentang makan bergizi,” pungkasnya. (advertorial)