DIKSI.CO, SAMARINDA - Memasuki akhir bulan suci Ramadan, tentu umat muslim akan dihadapkan dengan momentum Idulfitri yang terus dinanti.
Namun keadaan pada tahun ini tentu berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Hal itu lantaran merebaknya wabah pandemi Covid-19 yang mengganggu segala lini hingga dikeluarkannya ajuran agar umat muslim tak boleh melakukan ibadah berjamaah seperti biasanya.
Meski imbauan untuk melakukan sosial dan physical distancing terus dilakukan, satu sisi lain, wacana relaksasi ibadah semakin santer terdengar. Terlebih menjelang hari besar setelah sebulan berpuasa.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Samarinda Zaini Naim yang dikonfirmasi, Minggu (17/5/2020), mengaku tak sependapat jika relaksasi ibadah berjamaah itu untuk dilakukan.
Menurutnya, menjalankan sosial dan physical distancing harus lebih diutamakan demi kemaslahatan umat.
"Rileksasi ibadah itu jelas tak sesuai dengan aturan untuk memutus mata rantai (Covid-19)," tegasnya saat dikonfirmasi.
Menurut Ziani Naim, ibadah berjamaah salat Jumat saja harus diganti dengan salat Zuhur untuk memutus mata rantai.
"Rileksasi itu tidak wajib toh, jadi tidak usah dahulu, kita harus perhatikan juga soal ini (wabah Covid-19)," sambungnya.
Ia pun berharap jika lebih baik kalau pemerintah bersama masyarakat bisa terlebih dulu fokus menghadapi wabah saat ini. Jika masyarakat patuh dan berhasil mengatasi pandemi virus, otomatis peribadahan akan berjalan seperti semula.
Selain itu, pria yang telah banyak asam-garam itu juga meminta masyarakat dapat menggunakan sosial media untuk silaturahmi saat Idulfitri. Hal itu tentu saja untuk menghindari adanya kerumunan masa dalam jumlah besar.
"Kan sosial media sekarang bisa video call jadi lewat situ aja (silaturahmi) bisa juga. Saling ketawa juga bisa," pungkasnya.
Terpisah, menanggapi wacana relaksasi ibadah ini, Sekretaris BPBD Samarinda yang juga sebagai Satgas Penanganan Covid-19 Samarinda Hendra AH mengatakan, pihak masih berpatokan dengan imbauan MUI. Pihak tak bisa asal memberikan kelonggaran saat hari raya berlangsung.
Selain itu, menurut Hendra menjelang hari raya Idulfitri nanti, pihaknya juga menggalakkan imbauan secara persuasif dan akan membagikan masker. Patroli rutin pun tak ketinggalan agar masa tak berkumpul.
"Kami masih terus patroli. Kami imbau juga kepada pedagang kue bulan ramadan dan membagikan kepada pembeli," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)