DIKSI.CO, SAMARINDA - BBM jenis Solar menjadi komoditi langka beberapa pekan terakhir di Samarinda.
Antrian kendaraan besar di sejumlah SPBU pun tidak terhindarkan akibat kelangkaan solar.
Akibatnya, macet terjadi di ruas-ruas jalan, bahkan tidak sedikit menimbulkan kecelakaan lalu lintas yang berujung pada korban jiwa.
Anggota DPRD Samarinda, Celni Pita Sari mengkritik keras peristiwa ini.
“Laporan Pertamina katanya kuota sesuai dan cukup sampi akhir tahun, tapi kenapa belakangan jadi langka. Ada yang bermain ini,” ujar Celni Pita Sari kepada Diksi.co.
Komisi III DPRD Samarinda bergerak cepat dengan menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah SPBU di Samarinda.
“Kami terima info ada pengusaha SPBU yang melakukan praktek hitam, curang, menyediakan slot khusus untuk antrian pengetap solar bersubsidi,” tambahnya.
Jika terbukti melakukan praktek ilegal, Celni, sapaan akrabnya berharap ada sangsi tegas kepada pengusaha SPBU.
“Kalau terbukti ya harus ada sangsi tegas, kalau perlu cabut ijinnya. Kasihan masyarakat yang jadi korban. Mereka yang harusnya menikmati solar bersubsidi, malah dinikmati oleh segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab,” geramnya.
Celni juga meminta Pertamina melakukan evaluasi kepada para pekerjanya karena terindikasi turut serta dalam praktek curang jual beli solar bersubsidi.
“Pertamina juga jangan tutup mata, evaluasi pekerjanya. Laporan yang kami terima ada dugaan keterlibatan pegawai Pertamina dalam kasus ini. Mereka dengan sengaja menjual solar bersubsidi ke pengetap untuk dijual kembali ke industri dengan harga yang cukup menguntungkan pastinya,” urainya.
“Laporan ini akan kami dalami, jangan lagi masyarakat yang dikorbankan demi keuntungan sejumlah golongan,” pungkasnya. (advertorial)