Sabtu, 23 November 2024

Polisi Sudah Terima Laporan Lima Pewarta yang Alami Tindakan Represif di Samarinda

Koresponden:
Muhammad Zulkifly
Sabtu, 10 Oktober 2020 11:34

FOTO : Pewarta Samarinda yang alami tindakan represif aparat bersama lembaga pendamping saat memberikan laporan resminya sore tadi di Mapolresta Samarinda/Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - Lima pewarta Kota Tepian yang mengalami tindakan represif dari oknum kepolisian pada Kamis (8/10/2020) pukul 22.00 Wita malam lalu pada Sabtu (10/10/2020) pukul 15.00 Wita tadi resmi memberikan laporan kepada Propam Polresta Samarinda

Didampingi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Jaringan Advokasi Masyrakat (JAM) Borneo Samarinda kelima pewarta, yakni Mangir dari media Koran Disway Kaltim, Yuda Almerio Idn Times, Samuel Lensa Borneo, Faisal Koran Kaltim dan Rizki Kalimantan TV membuat laporan resminya. 

Dikonfirmasi mengenai perihal tersebut, Kasi Propam Polresta Samarinda, Ipda Ribut mengatakan kalau jajarannya telah menerima laporan itu dan akan melakukan tindak lanjutnya.

"Sudah kami terima laporannya," tegas Ribut melalui telpon selulernya, pukul 17.30 Wita tadi. 

Merespon kejadian represif yang dilakukan jajaran internal kepolisian ini, lanjut Ribut, ia memang sangat tidak membenarkan adanya tindakan tersebut. 

Bahkan saat kabar itu mulai tersiar pada hari kejadian, Ribut mengaku kalau pada malam pasca kejadian, ia langsung meminta semua personel yang piket saat pengamanan aksi segera berkumpul kembali. 

"Tentu kami sudah mulai bekerja. Bahkan sudah ada beberapa yang kami panggil. Karena kami juga tidak mau kejadian seperti ini kembali terulang," imbuhnya. 

Jika dalam pemeriksaan nanti, ditemukan pihak terkait yang terbukti melakukan tindakan represif tersebut, maka sanksi displin tentu akan diberikan sebagai tindakan tegas. 

"Iya benar, rencana Senin (12 Oktober) akan kami BAP (berita acara pemeriksaan) ke lima pelapor, sekaligus akan kami tanyakan seperti apa ciri fisik yang melakukan tindakan (represif) tersebut agar semua bisa lebih jelas tentunya," urai Ribut. 

Kata Ribut, tentu kejadian seperti ini menjadi pembelajaran penting bagi kedua kelembagaan yakni Polri dan Insan Pers. Sebab, sejatinya kedua kelembagaan ini merupakan rekanan kerja. 

"Ya cuman karena kondisi malam dan habis demo sore di DPRD (Kaltim) kami juga capek dan mungkin ada takut direkam mahasiswa," katanya.

"Dan yang jelas saya tidak membenarkan itu (tindakan represif). Yang jelas ada hikmah terbaik dari kejadian itu. Dan ke depan terjalin hubungan yang lebih baik lagi," kuncinya. (tim redaksi Diksi) 

 

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews