DIKSI.CO, SAMARINDA - Memperingati Hari Lahir Pancasila, beragam cara dilakukan guna terus mempertahankan dan memperkuat dasar negara Republik Indonesia (RI) yang lahir pada 75 tahun silam.
Diksi.co pun berkesempatan mengulas pendapat anak muda tentang makna Pancasila di era Milenial.
Windi, wanita berusia 23 tahun yang saat ini tengah fokus menyelesaikan pendidikan S-1 Teknik Kimia di salah satu kampus di Kota Samarinda mengatakan, sebagai warga negara Indonesia memaknai Pancasila itu sendiri dengan cara memahami diri sendiri dengan baik.
Dengan pola pikir ala milenial, ia mengajak masyarakat seusianya untuk tetap menjaga 5 sila tersebut.
“Maknanya khusus, lebih ke anak-anak muda Indonesia,” ujarnya kepada awak media, Senin (1/6/2020).
Kemudian, ia menambahkan bahwasanya sebagai anak muda atau generasi milenial hendaknya dapat terus melanjutkan perjuangan para pendahulu dengan cara mengamalkan Pancasila dengan sebaik-baiknya. Caranya dengan tidak merundung sesama. Tidak ada bullying atau rasisme.
"Sesuai dengan sila ke-3, yakni 'kemanusiaan yang adil dan beradab'," ucapnya.
Windi pun mencontohkan, seperti yang terjadi di Minneapolis di mana isu rasisme di sana terjadi. Hingga hashtag #BlackLiveMatter pun ramai dan trending di media sosial.
"Nah, jangan sampai di Indonesia, khususnya di Samarinda, terjadi yang seperti itu," lanjutnya.
Hal senada juga d sampaikan oleh Muhammad Riduan (23). Ia memaknai hari Pancasila sebagai hari tanda juang di mana Indonesia bisa bersatu dengan adanya Pancasila.
"Paradigma kita menjadi satu karena itu," ucapnya.
Terkait isu rasisme, ia mengatakan hal tersebut tergantung kepada pandangan dari tiap individu. Karena terkadang, ada beberapa orang yang menganggap Pancasila itu penting dan memegang teguh nilai-nilai dasarnya, namun ada pula yang tidak.
"Secara pribadi saya tidak setuju dengan rasisme, untuk apa ada itu, jika kita bisa bersama," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)