DIKSI.CO, SAMARINDA - Masih hangat dibenak kita, kasus pembunuhan sadis yang terjadi di Kelurahan Handil Bakti, Kecamatan Palaran pada Sabtu (11/4/2021) akibat permasalahan lahan. Kejadian berdarah serupa kembali terulang pada Senin (12/4/2021) sore kemarin yang menewaskan Heru (25) di Jalan Gunung Lingai, Gang Rahman, Sungai Pinang.
Motif sakit hati menjadi sebab kejadian ini. Hal itu diungkapkan Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Andika Dharma Sena pada Selasa (13/4/2021) sore tadi melalui telpon selulernya.
Kata Andhika, hasil pemeriksaan polisi dari enam saksi yang berada di lokasi menguatkan motif sakit hati antara korban dan pelaku bernama Supiansyah.
"Keterangan yang kami peroleh dari kekasih korban, pelaku ini sering dijelek-jelekan," ucapnya.
Andhika pun menegaskan hasil pemeriksaan pun menjurus kepada motif asmara dan sakit hati antara korban dan pelaku.
"Ya kuat dugaan memang ke arah sana (sakit hati)," terangnya.
Meski telah mengungkap motif, namun Andhika masih belum mau berspekulasi terlalu jauh. Sebab saat ini Tim Jatanras Satreskrim Polresta Samarinda yang di bantu Polda Kaltim dan Polsek Sungai Pinang masih melakukan perburuan kepada pelaku yang melarikan diri.
"Kami masih terus melakukan pengejaran terhadap pelaku," imbuhnya.
Sementara itu, pada saat kejadian antar korban dan pelaku diketahui sempat beradu mulut terlebih dahulu. Di salah satu rumah semi permanen nomor 20, RT 22, kejadian itu tempatnya terjadi.
Sugi dan To'i yang juga menghuni rumah bermaterial kayu itu hanya dapat terdiam kebingungan. Melihat darah mengalir deras dari rusuk kiri korban saat kejadian. Pelaku pun diketahui tidak lain kerabat sendiri.
"Awalnya Mas Ian (Supiansyah) datang duluan. Duduk di pintu menghadap keluar sebelum Heru datang. Nggak lama heru datang, masuk rumah duduk di bawah jendela, dekatan mereka. Habis itu cek-cok. Kami (Sugi dan To'i) posisinya lagi baring pas cek-cok," kata Sugi.
Adu mulut yang tak kunjung meredam membuat tensi keduanya semakin meninggi. Tanpa diketahui, rupanya Supiansyah tengah menggenggam golok. Hanya sepersekian detik setelah Supiansyah mendekati Heru, golok sepanjang 20 sentimeter menghunus ke sisi kiri rusuk Heru.
"Langsung ditusuk. Setelah itu, pisau dicabut dan ditinggal. Habis itu lari," terangnya.
Melihat Heru yang sudah terkapar membuat Sugi dan To'i terlonjak dari baringnya. Darah yang terus mengalir ditambah rekannya mengalami kejang membuat keduanya bingung. Memilih meminta pertolongan atau mengejar pelaku.
Akibat luka menganga di rusuk kirinya, Heru dinyatakan tewas. Jasadnya langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie (AWS) guna proses visum. (tim redaksi Diksi)