DIKSI.CO, SAMARINDA - Kaltim saat ini telah surplus oksigen. Dari kebutuhan 40 ton per hari, para penyedia oksigen di Kaltim, menyatakan mampu menyuplai kebutuhan oksigen hingga 65,8 ton per hari.
dr Padilah Mante Runa, Kepala Dinas Kesehatan Kaltim menyampaikan 65,8 ribu ton oksigen per hari disuplai dari beberapa pabrik penyedia oksigen.
Berikut data penyuplai oksigen di Kaltim:
PT Samator (43,2 ton/hari)
PT SBM (5 ton/hari)
PT MGR (15,87 ton/hari)
PT Pupuk Kaltim (1,73 ton/hari)
"Selain itu masih ada PT Kaltim Methanol Industri memiliki potensi pasokan oksigen 4 ton per hari. Namun belum memiliki compressor untuk pengisian ke tabung," kata dr Padilah, dihubungi Kamis (5/8/2021).
Tidak hanya mencukupi untuk kebutuhan oksigen medis di rumah sakit, kapasitas 65,8 ton per hari juga dapat memenuhi kebutuhan oksigen bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri.
dr Padilah mengungkap pasien isolasi mandiri bisa mendapatkan suplai oksigen secara gratis. Caranya, bisa berkoordinasi ke Satgas Universitas Mulawarman, maupun ke Satgas Pemenuhan Kebutuhan Oksigen Kaltim.
"Bisa juga untuk pasien isoman, yang penting koordinasi. Bisa koordinasi dengan Satgas Unmul atau Satgas Oksigen Kaltim," jelasnya.
Diketahui, Universitas Mulawarman memiliki program Unmul Peduli.
Pasien isoman bisa mendapatkan layanan baik secara website maupun aplikasi, dan layanan telepon.
Pasien isoman dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis lewat sambungan telepon. Keluhan medis itu akan ditindaklanjuti dengan pemberian obat-obatan, dan dikirimkan langsung ke rumah pasien isoman. Termasuk ke depannya untuk kebutuhan oksigen bagi pasien.
"Ini sekaligus menjawab permasalahan pasien isoman," tegasnya.
Hanya saja, menurut dr Padilah pihaknya saat ini terkendala kekukarang tabung oksigen.
Saat ini tabung oksigen tengah difokuskan ke kebutuhan rumah sakit. Untuk itu, bagi pasien isoman yang hendak mendapatkan oksigen, terlebih dahulu harus memiliki tabung oksigen secara mandiri.
"Silahkan asal punya tabungnya, karena tabung ini yang susah. Yang punya tabung kan cuma RS tapi rumah sakit juga memerlukan," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)