"Penjualan sekarang sehari belum tentu ada. Kalau tahun kemarin hari-hari deket gini biasa ada aja satu tiap hari," ungkap Yogi, Rabu (22/7/2020).
Selain lesunya ekonomi yang berdampak pada minimnya penjualan hewan kurban, para pedagang kini juga dihadapkan dengan problem kenaikan harga yang justru terjadi di tengah wabah pandemi Covid-19.
Jenis sapi yang dijual di tempat Yogi sendiri biasanya berasal dari Sulawesi Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan mengalami kenaikan harga jual Rp1 hingga Rp2 juta perekornya.
"Kalu tahun lalu itu sapi harganya Rp15 juta sekarang jadi Rp17 juta. Ada juga yang dari Rp16 jadi Rp17 juta. Naiknya (harga) karena ongkos pengiriman kapal sekarang kan mahal," keluh pedagang yang setiap tahunnya menyetok 30 ekor hewan kurban ini.
Kondisi harap-harap cemas ini juga dialami pedagang hewan kurban lainnya. Ialah Thamrin (38) yang setiap tahunnya menjajakan kambing kurban di bilangan Merdeka, Kecamatan Sungai Pinang Dalam.
Dari stok tahunannya, Thamrin biasa menyediakan 50 ekor kambing asal Sulawesi ini bisanya telah mencapai penjualan puluhan hewan kurban jika memasuki H-10 Iduladha.