DIKSI.CO, BALIKPAPAN- Kasus penyerangan Polsek Daha Selatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan (Kalsel), menjadi pukulan yang serius bagi pihak kepolisian.
Pelaku bernama Ana Abdurrahman, dia diduga warga Desa Bayanan, tapi warga sekitar sangat asing dengan sosok pelaku.
“Saya tidak pernah melihat atau mendengar pelaku ini. Bahkan fotonya juga terasa asing bagi saya,” kata Kepala Desa Bayanan Hasan saat dihubungi, Senin (6/1/2020).
Hasan mengatakan, masyarakat Desa Bayanan masih mengutamakan kekerabatan di antara sesama warga kampung. Warga desa biasanya saling mengenal satu dan lainnya.
“Kalau sekarang ini mereka tidak pernah kenal, bahkan dilihat dari namanya saja sepertinya asing bagi kami warga Suku Banjar,” ungkapnya.
Sebaliknya, Hasan justru mengenal personil Polsek Daha Selatan almarhum Brigadir Leonardo Latupahua yang menjadi salah satu korban serangan Abdurrahman. Polisi ini merupakan mualaf setelah mempersunting warga Desa Sungai Pinang.
“Beliau seorang muslim setelah menikah dengan warga kampung sebelah,” tuturnya.
Brigadir Leo dikenal sebagai pribadi yang baik di lingkungan polisi maupun warga setempat. Istri almarhum pun dulunya dikenal baik sebagai perawat di klinik kesehatan Desa Sungai Pinang.
“Sekarang ini menjadi ibu rumah tangga setelah menikah dengan Pak Leo,” ungkap Hasan.
Sehingga puluhan orang warga desa bersama sama mengantarkan pemakaman Brigadir Leo. Mayoritas warga merasa turut kehilangan atas kepergiannya.
Sementara itu, Polda Kalsel sudah berhasil mengidentifikasi pelaku serangan. Pelaku ternyata masih bertetangga kampung dengan Brigadir Leo.
Dugaan sementara ini keduanya tidak saling mengenal.
“Korban tinggal satu kampung dengan korban, Brigadir Leo. Namun tidak saling mengenal,” kata Kepala Bidang Humas Polda Kalsel Kombes M Rifai.
Polisi terus mengumpulkan bukti berikut keterangan saksi-saksi terkait peristiwa berdarah dini hari tadi. Detasemen Anti Teror 88 pun turun langsung menyelidiki penyerangan Mapolsek Daha Selatan.
“Saat ini sudah diperiksa saksi-saksi dari masyarakat setempat dan keluarga korban. Pelaku hanya satu orang,” katanya.
Area sekitar Mapolsek Daha Selatan masih dijaga ketat oleh petugas gabungan. Sebelumnya, polisi menduga pelaku memiliki keterkaitan jaringan teroris ISIS.
Alat bukti ditemukan pun semakin memperkuat tuduhan, yakni satu sepeda motor, sebuah jeriken bensin, sebilah samurai, dan dokumen tanda anggota ISIS.
Selain itu, pelaku meninggalkan selembar surat wasiat ditulis tangan isinya mengajak amaliah jihad melawan thogut.
“Dokumennya terkait ISIS. Tapi kami belum bisa memastikan apakah dia anggota ISIS atau bukan,” papar Rifai.
Penyerangan ke Mapolsek Daha Selatan terjadi dini hari tadi pukul 02.15 Wita. Pelaku membakar mobil patroli serta menyerang dua orang personel jaga mempergunakan samurai.
Seorang polisi tewas dengan sejumlah luka bacokan dan lainnya mengalami luka sayatan benda tajam. Sedangkan pelaku sendiri terpaksa ditembak mati karena melawan petugas. (tim redaksi Diksi)