DIKSI.CO, SAMARINDA - Peringati hari Teater Sedunia Teater Yupa Universitas Mulawarman berkolaborasi dengan Setiap Hari Coffee mengadakan bincang-bincang seputar sejarah teater dimulai sejak zaman Romawi hingga zaman Jokowi Presiden RI.
Helatan ini dibuka dengan penampilan dramatik reading dari anggota teater Yupa dengan naskah Sandiwara karya Sri Harjanto Sahid.
Penampilan sepasang aktor ini membius pengunjung kedai yang diketahui berasal dari berbagai kalangan masyarakat.
Usai penampilan, rangkaian dilanjutkan diskusi teater dengan tajuk "Ngobrol Santai Sambil Ngopi".
Menghadirkan penggiat teater Samarinda, Ferry Bhatthara, Fachri Mahayupa, Slamat Er Yadi, dan Ketua Teater Yupa Siti Rahma. Berbagai topik diulas dengan tajam.
Pemantik diskusi, Slamat Er Yadi membuka bahasan mengenai pentingnya perayaan hari Teater Internasional. Sebutnya, dalam perjalanannya peradaban sosial politik di dunia tak lepas dari pemikiran kritis tokoh-tokoh teater dunia.
"Banyak tokoh-tokoh dunia juga orang teater. Kenapa dalam kalender peringatan hari teater gak dibuat tanggal merah juga?," lempar Yadi memulai diskusi.
Menimpali pertayaan tersebut, alumnus teater Yupa yang juga direktur Belajar Teater Ferry Batthara justru mengupas lebih dalam cerita di balik sejarah teater di Eropa.
Singkatnya, bersumber dari literasi yang ia baca dan ketahui sejarah teater di Eropa melalui proses yang panjang. Teater modern Barat yang saat ini berkembang sejarahnya tidak terlepas dari kemunculan teater klasik. Teater klasik berkembang jauh sebelum kemunculan teater modern. Berbagai bentuk teater berkembang di berbagai wilayah dan menjadi cikal bakal teater modern.