Namun demikian, hal tersebut tak bisa dibenarkan begitu saja. Sebab setiap informasi yang beredar, harus dipastikan terlebih dulu kebenarannya.
Bukan malah disebar luaskan, untuk menjadi teror dan ketakutan bagi masyarakat lainnya.
“Ada sebaran video yang sudah kami klarifikasi bahwa itu hoaks (kabar bohong). Saling mengingatkan saja, saling menjaga. Ada yang tahu sebaran informasi tidak langsung menyebarkan ulang. Jadi mungkin bisa ditanya, dicek, apakah anda sudah pastikan kebenarannya sebelum menyebarkan informasi ini dan itu,” harap polisi nomor satu di Samarinda itu.
Sampai hari ini Korps Bhayangkara di Samarinda sejatinya belum menerima laporan resmi dari masyarakat, terkait dugaan upaya penculikan.
Oleh sebab itu masyarakat mesti memahami bahwa sumber informasi resmi dari pemerintah, pihak sekolah, hingga dari aparat keamanan.
“Jangan klarifikasi di grup kalau mendapatkan informasi. Tapi klarifikasi orang per orang soal kebenaran informasi yang disampaikan,” tandasnya. (tim redaksi)