KPU Samarinda Gelar Debat Publik Ketiga, Seluruh Paslon Beri Solusi Tangani Kasus Pelecehan Seksual di Samarinda
DIKSI.CO, SAMARINDA - Debat publik ketiga Pilwali Samarinda resmi digelar pada, Rabu (2/12/2020) di Hotel Aston.
Di awal acara Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Samarinda Firman Hidayat memberikan ucapan terimakasih kepada komisioner KPU dan panitia yang telah menyukseskan debat publik ketiga ini.
Selain itu ia berpesan kepada ketiga paslon untuk mengkampanyekan keamanan TPS. Tidak hanya untuk meningkatkan jumlah suara saja setiap paslon, namun turut meningkatkan jumlah pemilih sekitar 77,5 persen dari total daftar pemilih tetap.
"Mudah-mudahan melalui debat bisa menyakinkan pemilih ke TPS. Target Kami 77,5 perseb dengan kerjasama kpu, Bawaslu dan pasangan calon bisa meramaikan bisa mencapai target partisipasi masyarakat tanggal 9 Desember nanti," ucapnya.
Debat kali ini dibagi menjadi beberapa sesi. Sesi pertama pemaparan visi dan misi paslon. Kemudian di sesi kedua dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan dari tim perumus.
Pertanyaan pertama terkait pelecehan seksual. Samarinda menjadi peringkat pertama kasus pelecehan seksual dengan jumlah 203 kasus.
Kesempatan pertama diberikan kepada Paslon nomor 3 Zairin Zain-Sarwono dan akan dilanjutkan dengan dua Paslon lain.
Menjawab pertanyaan tim perumus, Zairin - Sarwono mengatakan perlu dilakukan sosialisasi tingkat RT maupun Kelurahan. Sehingga dengan adanya sosialisasi ini dapat membuka pikiran masyarakat terkait masalah pelecehan seksual. Sekaligus ia melihat faktor ekonomi sehingga berpengaruh terhadap jumlah kasus pelecehan yang terjadi.
"Tentu banyaknya kasus lebih Dari 203 kasus menjadi perhatian penuh kenapa ini terjadi Karena Di kehidupan sosial Masyarakat Karena ekonomi Yang turun kasus ini terjadi orang-orang yang tidak bertanggung jawab ini Yang menjadi upaya untuk Kita perbaiki," ucap Zairin Zain.
Sementara itu paslon nomor urut 1 mengomentari tanggapan paslon nomor urut 3. Ia melihat pembekalan ilmu spiritual menjadi faktor utama untuk membentengi masyarakat dari pelecehan seksual.
"Intinya kita perlu ada pembinaan akhlak dan pemberdayaan perlindungan anak serta bantuanditingkatkan agar semua bisa dihindari penindasan kepada anak-anak dan lain-lain. Cocok Kita punya badan pemberdayaan perempuan kedua penyuluhan mengantisipasi kekerasan ibu dan anak. Peningkatan moral Dan karakter dilakukan Di sekolah," ucap Darlis Pattalongi.
Sementara itu calon Walikota nomor urut 2 Andi Harun mengatakan pembekalan spritual saja tidak cukup. Perlu instrumen hukum untuk membuat efek jera.Sanksi pidana harus diberikan seberat-beratnya sesuai Undang-undang yang berlaku.
"Penyuluhan telah lama dilaksanakan tindak kekerasan termasuk kekerasan seksual Dari jawaban paslon nomor tiga saya tidak mendengar tools instrument hukum dengan pidana yang tinggi sehingga membuat jera terhadap pelaku," tegas Andi Harun. (advertorial)