Sabtu, 23 November 2024

Komentari Pernyataan Rudy Mas'ud Soal Kotak Kosong, Koordinator REWAKO Makassar: Ini Lazim Digunakan di Masa Orba

Koresponden:
diksi redaksi
Sabtu, 19 September 2020 11:14

Koordinator REWAKO (Relawan Kotak Kosong) Makassar, Anshar Manrulu/ IST

DIKSI.COKoordinator REWAKO (Relawan Kotak Kosong) Makassar menyesalkan pernyataan Ketua DPD Golkar Kaltim, Rudy Mas'ud. 

Hal ini berkaitan dengan pernyataan Rudy Mas'ud di salah satu media online. 

Di salah satu media online, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Kaltim, Rudi Mas'ud menganggap ketika melawan kotak kosong akan jauh lebih mudah dibandingkan dengan melawan pasangan calon lain.

"Saya tidak tahu bagaimana rasionalnya orang berpikir," kata Harum sapaan akrabnya, Selasa (15/9/2020). 

Hal itu pun dikomentari oleh Koordinator REWAKO (Relawan Kotak Kosong) Makassar, Anshar Manrulu. 

Ia beri komentar bahwa penyataan pendukung dan pemilih kotak kosong patut dipertanyakan kejiwaan.

Itu pun nilai bahwa hal itu adalah penghinaan pada 300.795 rakyat Makassar yang sudah mendukung dan memenangkan kotak kosong di pilkada 2018. 

"Pernyataan ketua DPD I Golkar Kaltim di salah satu media online  yang meminta pendukung dan pemilih kotak kosong patut dipertanyakan kondisi kejiwaannya adalah bentuk stigmatisasi pada pilihan politik orang yang harusnya dihargai dan dihormati dalam sistem demokrasi. Pola seperti ini, lazim digunakan di masa ORBA. Untuk memenangkan partai tertentu,  cap dan stigma buruk diberikan pada rakyat yang punya pilihan berbeda," ucapnya. 

Ia lanjutkan bahwa dirinya terlibat secara langsung  sebagai Kordinator Relawan Kotak Kosong (REWAKO) di pilkada Makassar 2018, yang akhirnya berhasil memenangkan kotak kosong.

"Yang saya temukan justru sebaliknya, pemilih kotak kosong didominasi pemilih rasional yang termobilisasi karena kesadaran politik, bukan karena uang atau sembako. Makanya di hampir semua kawasan pemukiman yg dihuni golongan menengah keatas dimenangkan kotak kosong," ujarnya. 

Ia pertanyakan terkait apakah kondisi kejiwaan 300.795 rakyat Makassar yang sudah memilih dan memenangkan kotak kosong  irasional?

"Tentu tidak, mereka rata-rata kelompok profesional yang justru memilih bukan karena afiliasi politik atau karena dijanjikan sesuatu.  Mereka punya alasan rasional.  Mereka ingin menyelamatkan demokrasi yang di bajak oleh kekuatan oligarki dan dinasti," ujarnya. 

Ia jelaskan bahwa pemilih kotak kosong juga tidak sebodoh yang dibayangkan, bahwa mereka berharap dipimpin kotak kosong.

"Mereka sangat memahami aturan, bahwa memilih kotak kosong berbeda dgn golput,  konsekwensinya akan ada pemilihan ulang jika kotak kosong menang, yang berarti membuka kesempatan munculnya banyak pilihan, sehingga yang terjadi benar-benar pemilihan, bukan seolah-olah memilih tapi calonnya cuma satu," katanya. (tim redaksi Diksi) 

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews