Sabtu, 18 Mei 2024

Klaim Sepihak Laut China Selatan, China Disebut Bikin Indonesia Tertekan

Koresponden:
diksi redaksi
Selasa, 9 Juni 2020 8:7

Klaim Sepihak Laut China Selatan, China Disebut Bikin Indonesia Tertekan/BBC.COM

Presiden Joko Widodo bahkan sempat mengerahkan TNI termasuk beberapa jet F-16 dan kapal Angkatan Laut untuk mengamankan perairan Natuna.

Sejumlah pengamat menganggap pengerahan kapal-kapal ikan dan kapal survei ke Laut China Selatan merupakan taktik baru China untuk memperkuat klaimnya terhadap perairan kaya sumber daya alam itu.

Sejak China mengklaim 90 persen wilayah di Laut China Selatan, perairan itu menjadi sangat rentan akan konflik bersenjata. 

Klaim China tersebut bertabrakan dengan wilayah sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, hingga Taiwan.

Indonesia tidak pernah menempatkan diri sebagai negara yang turut bersengketa dalam perebutan wilayah di Laut China Selatan. Namun, belakangan aktivitas Beijing di dekat perairan Natuna kian mengkhawatirkan Jakarta.

Direktur AMTI, Greg Polling, mengatakan posisi negara-negara yang memiliki wilayah di Laut China Selatan menjadi lebih krusial dan kian tertekan terutama setelah Beijing berusaha memperluas jangkauan mereka di perairan tersebut dengan mengerahkan kapal-kapalnya.

Polling dan sejumlah ahli lainnya menuturkan China telah menciptakan armada penjaga pantai dan kapal penangkap ikan yang dapat dikerahkan ke Laut China Selatan kapan saja untuk mengganggu kapal-kapal negara lainnya yang berlayar di daerah yang mereka klaim sebagai miliknya itu.

"(Kepulauan di Laut China Selatan) memberikan fasilitas yang bisa dipakai sebagai pangkalan untuk kapal-kapal China. Hal itu secara efektif mengubah Malaysia dan Indonesia menjadi negara-negara di garis terdepan (dalam sengketa ini)," kata Polling seperti dilansir CNN.

"Di waktu tertentu, China siap mengirimkan selusin kapal penjaga pantai ke sekitar Kepulauan Spartly di Laut China Selatan kapan saja, sekitar ratusan kapal nelayan China juga siap dikerahkan ke sana," ujarnya.

Sejauh ini, Malaysia dan Indonesia berusaha menghindari isu Laut China Selatan mempengaruhi hubungan diplomatik dengan China.

Namun, menurut Polling, agresivitas China di Laut China Selatan yang semakin menjadi lambat laut akan memicu negara-negara di Asia Tenggara, terutama Indonesia dan Malaysia, memberontak juga.

"Pada tingkat apa agresi menjadi mustahil untuk diabaikan?" kata Polling.

Posisi RI dan ASEAN Tertekan

Sejumlah pihak menganggap ini saatnya bagi negara anggota ASEAN untuk bersatu menentang dan menghadapi agresivitas China di Laut China Selatan

Sebab, beberapa anggota ASEAN memiliki sengketa langsung dengan China terkait wilayah di Laut China Selatan.

Namun, analis senior ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura, Ian Storey, mengatakan hal itu tidak mungkin terjadi akibat pandemi virus corona (Covid-19) yang merongrong perekonomian global terutama negara-negara berkembang.

"Tidak peduli seberapa keras China menekan, saya tidak berpikir kita akan melihat anggota ASEAN bersatu dan membentuk front persatuan yang kuat untuk melawan China," kata Sto

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews