DIKSI.CO, SAMARINDA - Imbas Covid-19, keluarga Agus Supriatna yang merupakan salah satu warga Samarinda ini nasibnya kian kesulitan. Bahkan, dalam keadaan sulit tersebut, mereka tak juga mendapatkan bantuan sembako dari pemerintah.
Sejak dari dua bulan yang lalu, ia bersama istri dan ketiga anaknya hanya bisa tinggal di warung kopi berukuran lebar 4x4 meter saja. Warung itu berada di Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
Sebelumnya, keluarga Agus pernah indekos di Jalan Pramuka RT 31. Namun, saat adanya pandemi corona, mau tak mau mereka memilih pindah dan tinggal di warung kopinya lantaran tidak ada pemasukan karena kampus ditutup saat pandemi.
"Sehari-hari saya jualan kopi di Unmul. Selama pandemi ini ya, tutup. Sejak kampus ditutup. Karena tidak ada pemasukan selama pandemi ini. Akhirnya saya cabut dari kos dan tinggal di warung ini. Sementara saya bertanggung jawab kepada anak dan istri," kata Agus Supriatna saat ditemui, Jumat (21/5/2020).
Agus saat ini sudah memasuki usia ke-56 tahun. Ia mengaku tinggal di warung kopinya karena tidak memiliki rumah. Ia dikaruniai tiga anak. Sementara anak pertamanya saat ini sedang berkuliah dan memperoleh bantuan beasiswa bidikmisi. Kedua anak Agus lainnya masih berumur 3 tahun dan 1 tahun.
Agus mengaku selama masa pandemi dia tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah. Padahal, mereka berdomisili sebagai warga Samarinda sejak 2016. Justru yang memberi pertolongan kepada mereka adalah tokoh-tokoh masyarakat.
"Saya hanya dapat bantuan dari tokoh masyarakat, seperti Pak Erwin dan Partai PKB. Selama ini dari pemerintah sendiri saya belum menerima bantuan, kecuali bidikmisi kuliah anak saya saja," ungkapnya.