Sabtu, 23 November 2024

Kasus DBD di Kaltim Alami Penurunan Kasus, Per Mei 2020 DBD Terdata Sebanyak 48 Kasus

Koresponden:
Er Riyadi
Senin, 8 Juni 2020 2:56

Andi Muhammad Ishak, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim

DIKSI.CO, SAMARINDA - Meski tengah menghadapi pandemi corona yang turut mewabah di Kaltim, namun penyakit mematikan lainnya masih menjadi perhatian rumah sakit dan dinas kesehatan, baik provinsi maupun kabupaten/kota.

Salah satu penyakit mematikan yang terus dipantau adalah demam berdarah dengue (DBD).

Di Kaltim, kasus DBD mengalami penurunan kasus. Menurut rilis yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kaltim, kasus DBD berangsur turun sejak Februari 2020.

Pada Januari 2020, jumlah pasien DBD di Kaltim, tercatat berjumlah 520 orang, 4 di antaranya meninggal dunia. Kasus DBD perlahan turun pada Februari 2020, yang mencapai 462 pasien. Meski turun secara jumlah pasien, namun terjadi peningkatan di kasus meninggal dunia yakni sebanyak 4 kasus kematian di bulan Februari.

Memasuki Maret, kasus pasien DBD kembali turun menjadi 267 pasien, tanpa ada kasus kematian dilaporkan.

Bulan April, kasus DBD masih menunjukan penurunan jumlah kasus menjadi 162 pasien, dan tidak ada dilaporkan adanya kasus kematian.

Di Bulan Mei, tercatat dari 10 kabupaten/kota, jumlah pasien penyakit demam berdarah dengue berjumlah 48 kasus, pada bulan ini ada 2 pasien yang dinyatakan meninggal dunia.

Andi Muhammad Ishak, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, menyampaikan untuk data bulan Juni, belum diupdate oleh kabupaten/kota.

"Sementara ini, data bulan Juni belum di update," kata Andi, Senin (8/6/2020).

Melihat jumlah kasus DBD yang masih ditemukan di Bumi Mulawarman, Andi mengimbau agar warga menjaga kebersihan rumah, terutama genangan air yang bisa menjadi sarang pengembang biakan nyamuk pembawa DBD.

"Ketika saat ini kita sedang berada di rumah, maka tetaplah menjaga kebersihan lingkungan. Bersihkan genangan-genangan air, selalu pel lantai dengan disinfektan. Terpenting laksanakan 3M Plus," jelasnya.

3M Plus yaitu menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air. Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas tempat perkembangbiakan nyamuk.

Pencegahan lain, menaburkan bubuk larvasida atau bubuk abate, pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk. (tim redaksi Diksi)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews