"Nah alhamdulillah dari hulunya, dengan difasiltiasi Eni Muara Bakau dan SKK Migas kita buat rumah kompos, kami berinovasi, dan kami memproduksi produk kompos kami sendiri," katanya.
Tak hanya bergantung menikmati bantuan yang diberikan Eni Muara Bakau saja, pengolahan hasil pertanian untuk menciptakan barang-barang dengan nilai tambah yang lebih tinggi, seperti permen dari buah-buahan, kerupuk yang terbuat dari sayuran, juga dipikirkan para petani Joglo Tani Kolong Langit ini.
"Kalau hilirnya, kita membuat turunan dari produk kita, seperti salah tiganya ada permen yang terbuat dari nangka dan sirsak, lalu sambal kemasan dalam beberapa varian, buah-buahan seperi golden melon," katanya
Ia mencontohkan seperti saat ini cabe yang harganya melangit, petani harus memikirkan turunannya, seperti dalam bentuk sambal kemasan yang kalau sudah diolah kadaluarsanya lebih lama dibadingkan cabe itu sendiri, dan bisa menaikkan harganya.
"Itu salah satunya cara petani kami bisa sukses. Alhamdulillah kami di Joglo tidak terlalu keluh kesah dengan pemasaran, SKK Migas juga selalu order, malah kira yang kewalahan saking banyaknya konsumen kita," cerita Muhtadin.
Selain itu, petani wanita yang juga merupakan Anggota Joglo Tani Kolong Langit Reni, sangat berterima kasih dengan bantuan yang diberikan Eni Muara Bakau selama ini, dan mengajak masyarakat bahwa petani itu menjanjikan, dan bisa sukses.
"Petani di sini memang masalahnya adalah modalnya kurang, alhamdulillah Eni Muara Bakau membantu kami di Joglo, sekarang petani yang sudah mulai bergerak dan mau bertani," kata Reni.