DIKSI.CO, SAMARINDA - Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kaltim memastikan stok bahan kebutuhan pokok aman hingga tiga bulan ke depan.
Hal tersebut disampaikan pada rakor daerah stabilitas harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru 2022, Selasa (23/11/2021).
"Kami berupaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru 2022," kata HM Yadi Robyan Noor, Kepala Disperindagkop Kaltim.
Dalam pemaparannya, Yadi Robyan Noor menyebut seluruh komoditas bahan pokok di 10 kab/kota Kaltim masih tergolong aman.
Hal tersebut juga mendapat sumbangsih dari inflasi Kaltim yang saat ini masih di bawah 3 persen.
Hanya saja, perlu dilakukan pendekatan belanja antara pasar modern dengan pasar tradisional di daerah.
"Mengutamakan ke pedagang pasar tradisional harapan menyerap orang lokal tapi problemnya harga jadi taruhan pasti lebih mahal. Pasar modern resikonya pedagang kecil kehilangan ruang," paparnya.
Untuk pergerakan harga seluruh kebutuhan pokok, komoditas minyak goreng mengalami kenaikan. Pergerakan harga terjadi sejak pertangahan Oktober, hingga pekan ketiga November ini.
Saat ini harga minya goreng berada di posisi Rp20 ribu per liter, sementara pada pertengahan Oktober lalu, harga minyak goreng berada di angka Rp18 ribu.
"Minyak goreng naik. Masalah minyak goreng masalah Indonesia bahan baku masalah dunia jadi dunia ada peralihan energi fosil ke nabati seperti CPO bahan bakunya. Ada kenaikan 30 persen pelaku usaha minyak makan bahan. Baku mahal," terangnya.
Saat ini pihaknya berupaya mencegah penimbunan bawang merah dan bawang putih.
Sementara untuk bahan kebutuhan pokok lainnya stok aman, dengan pergerakan harga yang menurun atau pergerakan harga tetap.
Hal serupa juga ditegaskan oleh Hadi Mulyadi, Wakil Gubernur Kaltim, menyampaikan ketersediaan pangan Kaltim dipengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kaltim bagus.
"Ketersediaan bahan pokok sampai 60 hari ke depan tertangani," ungkapnya.
"Nataru aman ada sentimental termasuk kondusifitas termasuk Covid-19 membuat perekonomian berubah," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)