Sabtu, 23 November 2024

Ini Kronologis dan Riwayat Perjalanan Pasien SMR 4 hingga Terjangkit Covid-19

Koresponden:
Er Riyadi
Minggu, 5 April 2020 12:16

Andi M Ishak, plt kepala Dinas Kesehatan Kaltim, dikonfirmasi hari ini (5/4/2020)/Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - Terjadi salah input data oleh petugas Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI, yang mendata penambahan kasus konfirmasi positif di Kaltim berjumlah 6 orang pasien.

Data ini pun lalu diklarifikasi oleh Andi M Ishak, plt kepala Dinas Kesehatan Kaltim, melalui rilis media melalui aplikasi Zoom.

"Jadi kami tadi mengklarifikasi ke pusat. Ada kesalahan input data dari Kemenkes RI, sudah diperbaiki. Ada input yang harusnya negatif tapi dimasukan positif," kata Andi, Minggu (5/4/2020).

Berikut kronologi dan riwayat perjalanan pasien positif Covid-19, terbaru di Samarinda.

SMR 4

Laki-laki, berusia 45 tahun. Merupakan pelaku perjalanan ke Jakarta dan Bogor.

9 Maret, yang bersangkutan berangkat ke Jakarta melalui Bandara APT Pranoto Samarinda.

11-13 Maret, mengikuti kegiatan di Bogor, Jawa Barat.

14 Maret, yang bersangkutan kembali ke Samarinda, melalui Bandara APT Pranoto.

21 Maret, muncul gejala medis seperti batuk dan pilek.

30 Maret, pasien berobat ke RS Dirgahayu Samarinda. karena ada riwayat perjalanan ke daerah terjangkit, pasien lalu dirujuk ke RSUD AWS Samarinda. Dilakukan pengambilan swab kepada pasien.

5 April, pasien dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

"Pasien saat ini dirawat di ruang isolasi RSUD AWS Samarinda. Meski memiliki riwayat dari Bogor, yang bersangkutan tidak ada berhubungan dengan klaster mana pun," jelasnya.

Kenapa Salah Input?

Andi M Ishak, setelah menerima data dari pusat. Langsung melakukan klarifikasi ke Kementerian Kesehatan.

Andi mengakui, kesalahan input data bisa saja terjadi. Sebab, ada 12 lab di Indonesia yang bisa melakukan uji lab PCR, untuk memastikan adanya penularan virus atau tidak. Data update dari tiap lab inilah yang selanjutnya dirangkum oleh petugas dari Balitbangkes untuk dihimpun menjadi data lengkap, yang selanjutnya dirilis ke daerah.

"Faktor kesalahan bisa saja terjadi, akibat kelelahan luar biasa petugas lab, serta banyaknya sampel yang harus diperiksa di sana," tegas Andi.

"Makanya kewajiban kami untuk cek dan ricek data tersebut. Bila ada data yang tidak cocok, kami langsung mengklarifikasi data tersebut ke pusat," tutupnya. (tim redaksi Diksi)

Saefuddin Zuhri/Diksi.co

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews