Jumat, 1 November 2024

Genjot Pertanian, Warga Desa Muara Enggelam Inovasikan Metode Padi Apung

Koresponden:
diksi redaksi
Senin, 30 November 2020 7:36

Inovasi metode padi apung oleh warga Kukar/ IST

DIKSI.CO, TENGGARONGPertanian jadi salah satu sektor ekonomi yang masih terus digenjot Pemkab Kutai Kartanegara

Salah satu yang dicoba adalah untuk padi. 

Seperti yang dilakukan warga di Desa Muara Enggelam, Kecamatan Muara Wis Kabupaten Kutai Kartanegara yang sebagian masyarakatnya hidup diatas permukaan air

Kepala Bidang Komunikasi Publik (PKP) Diskominfo Kukar Ahmad Rianto didepan beberapa crew jurnalis menerangkan, keberadaan metode padi apung ini merupakan inovasi baru pertama kali di desa Muara Enggelam. 

Hal ini terlaksana berkat inisiatif mandiri dari Kelompok Informasi Masyarakat KIM Bersinar Desaku Desa Muara Enggelam bekerja sama dengan Gapoktan Panji Sejahtera Tenggarong. 

Inisiatif ini timbul mengingat hampir seluruh area desa Mueng adalah air yang membuat warga setempat bertekat tetap bisa menanam padi meski diatas perairan, jika berhasil, cara ini dinilai memiliki prospek cerah untuk terus dikembangkan di lahan-lahan pertanian diatas air sehingga kami tidak hanya bisa menghasilkan ikan namun juga bisa menghasilkan beras.

 “Kami harus adaptasi dengan iklim, sehingga kami mempunyai inisiatif dan inovasi bagaimana memanfaatkan lahan pertanian diatas permukaan air untuk tetap bisa ditanami tanaman produktif demi menjaga ketahanan pangan,” ujar Rianto saat mendampingi petani dalam melakukan tanam padi apung di di Desa Muara Enggelam, Selasa (27/10/2020) lalu. 

Perbedaan padi tersebut dengan padi lain, menurut Rianto, terletak pada media tanam dan cara memanennya. 

Bila padi lain ditanam di tanah sawah, maka padi apung ditanam di atas rakit dengan media tanam menggunakan cara tanam sri,tabeta dan tanam pindah dan menggunakan bibit padi serai kuning yang merupakan bibit lokal Kukar merupakan persilangan padi serai dengan propot. 

Rakit difungsikan sebagai lahan peletakan media tanam agar menjadi terapung dan tidak terpengaruh oleh ketinggian air saat banjir.

“Perbedaan lainnya pada saat panen, tanaman padi yang baru disabit tidak bisa langsung dirontokkan di tempat tersebut, akan tetapi harus dibawa ke darat. Padi Apung ini dalam jangka waktu 100 hingga 120 hari bisa dipanen,” ujarnya. (advertorial)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews