DIKSI.CO, SAMARINDA - Terdapat 180 anak yang tersebar di 6 kelurahan di Kecamatan Samarinda Seberang terdampak stunting berdasarkan penimbangan di posyandu dan anak yang berobat ke puskesmas.
Hal itu disampaikan sekretaris Kecamatan Samarinda Seberang, Sujono saat menghadiri Rapat Persiapan Rembuk Stunting kecamatan se-Samarinda.
Kegiatan itu berlangsung di Lantai 2 Gedung Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Samarinda di Jalan Dahlia, Kamis (4/5/2023).
“Wilayah kami paling tinggi data keluarga beresiko stunting tahun 2022 sebesar 5536 KK menurut data Dinas Kesehatan Samarinda,” ujar Sujono.
Dijelaskannya, ada 10 anak dengan gizi buruk di Kelurahan Sungai Keledang mendapatkan pendampingan sebagai bentuk percontohan penanganan stunting selama 3 bulan dari Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim.
“Sudah terdapat 4 anak yang menunjukkan perubahan dan membaik,” jelasnya.
Selain DKP3A Kaltim, ia juga menjelaskan bahwa Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kaltim juga lakukan intervensi di kelurahan masjid dengan memberikan makanan tambahan.
“Karena baru berjalan, belum terlihat perkembangannya,” jelasnya.
Berdasarkan pengamatan dan pantauan pihaknya, ada berbagai faktor determinan yang sangat tinggi yang mempengaruhi meningkatnya angka anak beresiko stunting di wilayah mereka.
“Di antaranya faktor sosial dari data 180 anak, terdapat 33 anak tidak mempunyai BPJS karena tidak mampu membayar,” terangnya.
Sujono menegaskan, Kecamatan Samarinda Seberang sangat menaruh perhatian lebih pada faktor sosial ini dan data tersebut sudah dimohonkan agar mendapat perlindungan sosial.
“Kami akan sediakan rumah singgah sebagai pusat penanganan stunting," ungkapnya.
Sujono mengatakan bahwa Kecamatan Samarinda Seberang akan libatkan semua stakeholder yang ada seperti Kompi TNI, Brigade Mobil (Brimob), Bhayangkari dan Persatuan Istri TNI (Persit).
"Kami juga sudah mendata Coorporate Social Responsibility (CSR)," pungkasnya. (advertorial)