DIKSI.CO - Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur kembali mengadakan Festival Olahraga Tradisional sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya lokal.
Acara tahunan ini bertujuan untuk memperkenalkan berbagai olahraga tradisional sekaligus menggali potensi kreatif masyarakat Kalimantan Timur dalam menjaga warisan budaya.
Kepala Seksi Olahraga dan Rekreasi Tradisional Dispora Kaltim, Thomas Alva Edison, menyatakan bahwa festival ini bukan hanya sebuah ajang olahraga, melainkan juga sebuah sarana untuk merayakan kekayaan budaya daerah.
“Festival ini adalah kesempatan bagi kami untuk menunjukkan keberagaman olahraga tradisional yang ada di Kaltim. Setiap tahunnya, kami berusaha mengeksplorasi lebih jauh olahraga-olahraga tradisional yang mungkin sudah mulai dilupakan,” ungkap Thomas pada Senin (18/11/24).
Tahun ini, festival tersebut tidak hanya berfokus pada aspek kompetisi, tetapi juga menekankan unsur seni dengan menggabungkan gerakan olahraga dan tari, menciptakan suasana yang lebih dinamis dan menarik.
Thomas menambahkan bahwa meskipun acara ini mempertandingkan lima jenis olahraga, seperti Anu Adam, bakiak, egrang, gasing, dan supit, variasi cabang olahraga akan selalu hadir setiap tahunnya.
“Setiap tahun, kami menampilkan olahraga yang berbeda, tetapi pada 2023 dan 2025, kami tetap mempertahankan lima cabang ini untuk menunjukkan konsistensi budaya lokal kami,” tambahnya.
Proses seleksi untuk memilih perwakilan Kalimantan Timur dalam festival olahraga nasional juga berlangsung ketat, dengan tim yang terpilih akan mewakili provinsi di tingkat nasional.
Thomas menyebutkan bahwa pada tahun sebelumnya, Kalimantan Timur berhasil mengirimkan tim untuk berpartisipasi dalam festival serupa di Palu, Sulawesi Tenggara.
Lebih dari sekadar kompetisi, acara ini bertujuan untuk mendekatkan masyarakat pada nilai-nilai budaya yang terkandung dalam olahraga tradisional.
“Kami tidak hanya ingin masyarakat berpartisipasi dalam pertandingan, tetapi juga terlibat dalam pelestarian warisan budaya melalui olahraga. Ini adalah cara kami untuk menunjukkan bahwa olahraga tradisional memiliki nilai yang lebih dari sekadar hiburan,” kata Thomas.
Festival Olahraga Tradisional ini juga menjadi ajang yang menonjolkan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal.
Dengan melibatkan seni dan budaya dalam olahraga, Dispora Kaltim berharap dapat mendorong masyarakat, terutama generasi muda, untuk lebih peduli terhadap pelestarian kebudayaan Indonesia.
“Olahraga tradisional adalah bagian dari identitas kita. Melalui festival ini, kami berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya olahraga ini, tidak hanya untuk kesehatan tetapi juga sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dipertahankan,” ujar Thomas.
Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan, Dispora Kaltim berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan olahraga tradisional.
Thomas berharap festival ini tidak hanya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya, tetapi juga membuka ruang bagi kreativitas dan potensi masyarakat dalam bidang olahraga.
“Kami ingin menjadikan olahraga tradisional sebagai bagian dari kebanggaan kita. Dengan terus berinovasi dan melibatkan masyarakat dalam berbagai kegiatan, kami berharap bisa memperkuat ikatan budaya lokal dan menciptakan generasi yang lebih peduli terhadap warisan budaya bangsa,” tutupnya.(adv)