“Drainase yang terhambat akan berdampak pada penyebaran penyakit yang cepat sehingga pada jangka panjangnya berpengaruh pada pertumbuhan anak,” ungkapnya.
Hal itu dikarenakan, sebutnya, ketika anak mengonsumsi air kotor secara langsung maka akan terjadi peradangan usus halus atau inflamasi sehingga sebanyak apa pun gizi yang dikonsumsi tidak akan terserap dengan baik.
“Bahayanya jauh lebih besar dibanding diare, maka harus diselesaikan dulu peradangan ususnya baru bisa mengintervensi dengan asupan makanan bergizi,” terangnya.
Rudy menyampaikan, inflamasi usus halus sulit dideteksi karena gejalanya tidak langsung terlihat, biasanya terlihat ketika anak sudah dalam keadaan gizi buruk kronis, maka penting sekali untuk memperhatikan sumber air yang diberikan kepada anak.
“Saya yakin, Dinas PUPR Samarinda berupaya keras untuk menyediakan sanitasi dan air bersih secara merata,” pungkasnya. (advertorial)