DIKSI.CO, SAMARINDA - Karena mendapat iming-iming upah yang besar untuk bekerja sebagai buruh proyek di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, 13 pekerja asal Jawa Tengah harus menelan pilu dan akhirnya terlantar di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).
Informasi dihimpun, 13 pria asal Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak itu beberapa waktu sebelumnya diajak oleh seseorang yang diduga calo untuk ikut bekerja di Pulau Kalimantan dengan upah senilai Rp 150 ribu per hari.
Namun sesampainya di lokasi, 13 orang itu justru menerima kenyataan berbeda. Yakni dalam perjalannya, selama tiga hari bekerja mereka hanya dibayar Rp 90 sampai 100 ribu per harinya.
"Awalnya dijanjikan untuk akan menerima upah sebesar Rp150 ribu per hari, tetapi dalam perjalanannya rupanya ada ketidaksesuaian dengan perjanjian awal dan mereka hanya mendapat Rp90 ribu sampai Rp100 ribu. Akhirnya mereka nekat untuk pulang," Kapolsek KP3 Pelabuhan Semayang Balikpapan, Kompol Komang Adi Andika, Sabtu (10/12/2022).
Meski ke-13 orang itu sempat bekerja di IKN Nusantara, seperti yang dijanjikan.
Namun karena upah yang tidak sepadan, membuat mereka memilih untuk pulang ke tempat asal.
"Kami (sudah) koordinasi dengan DLU (salah satu agensi kapal) agar mereka bisa ikut melalui rute Surabaya. Mereka ini ada pegang tetapi uangnya tetap tidak cukup untuk biaya kapal, jadi akhirnya mereka diberi surat saja," tambahnya.
Sementara itu, kapal milik PT Dharma Lautan Utama (DLU) dengan rute Balikpapan-Surabaya dikabarkan telah menerima ke-13 pekerja telantar tersebut untuk dipulangkan ke kampung halamannya.
Hal itu diungkapkan Kepala Cabang PT DLU Balikpapan, Muhammad Saleh. Kata dia, para pekerja tersebut awalnya mendatangi Polsek KP3 Balikpapan untuk meminta bantuan agar bisa dipulangkan ke daerah asal.
"Iya semalam kami dapat permintaan bantuan dari kepolisian untuk mengangkut, memulangkan orang-orang tersebut," kata Saleh.
Sejauh ini, ungkap Saleh, pihaknya telah tiga kali mendapat permintaan untuk pemulangan tenaga kerja, yang mana dugaannya mereka telah tertipu jasa calo. Hanya saja untuk kasus kali ini, jumlahnya lebih banyak dari yang sebelumnya.
"Kalau kemarin-kemarin sih tidak terlalu banyak, karena dua tiga orang. Walaupun mereka juga datang dalam rombongan besar. Tapi kalau yang tadi malam, ini ada sekitar 13 orang dan dimediasi oleh pihak kepolisian," jelasnya.
Lanjut dia, awalnya pihak DLU menyarankan kepada para pekerja tersebut untuk membeli tiket anak.
"Kami kasih dispensasi kalau tidak bisa beli tiket dewasa, boleh tiket anak. Tetapi itu mereka juga bilang tidak cukup. Akhirnya mereka dibuatkan surat oleh Polsek untuk pertanggungjawaban saja," pungkasnya.
(tim redaksi)