Sabtu, 23 November 2024

Dapat Asimilasi, Warga Binaan Ini Tolak Keluar dari Rutan

Koresponden:
Muhammad Zulkifly
Sabtu, 11 April 2020 11:14

Ambo (42) pria asal Parepare, Sulawesi Selatan yang mendapat hak asimilasi namun enggan menerimanya, lantaran tak memiliki sanak keluarga di Kota Tepian. /Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA- Keputusan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mengeluarkan program hak asimilasi di tengah pandemi Covid-19 telah usai pada Selasa (7/4/2020).

Hasilnya, 141 warga binaan di Rumah Tahanan (Rutan) Klas IIA Samarinda, Jalan KH Wahid Hasyim II, Kelurahan Sempaja Selatan, Samarinda Utara, mendapat pembebasan bersyarat tersebut.

Namun tak semua memilih untuk mengambil hak istimewa itu. Empat dari 141 warga binaan ini memilih untuk tetap bertahan di dalam rutan dengan alasan tak memiliki sanak keluarga di Kota Tepian.

Keempat warga binaan itu merasa bingung melanjutkan hidup, karena tak memiliki keluarga untuk berpulang. Coba berbincang dengan mereka di dalam Rutan Klas IIA, awak media berhasil berjumpa dengan satu, di antaranya yakni Ambo (42) pria asal Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel).

"Kalau keluar saya juga bingung mana ke mana. Orangtua sudah meninggal, keluarga pun tak ada," tutur Ambo tertunduk lemas.

Keberadaan Ambo sendiri di dalam rutan karena tersandung kasus narkotika. kedatangannya pun di Kota Tepian untuk mengadu nasib dengan berjualan ikan di kawasan Pasar Segiri.

Karena lingkungannya tinggal sebagai zona merah peredaran narkotika, Ambo akhirnya jatuh dalam jeratan barang haram tersebut, yang mana ia mendapatkan putusan pengadilan selama 4,5 tahun kurungan.

Dari waktu hukuman, Ambo telah menjalani 2,5 tahun penjara di dalam Rutan Klas IIA Samarinda. Karena telah memenuhi persyaratan menjalani 2/3 masa hukuman, makanya Ambo mendapatkan hak asimilasi sesuai ketentuan Kemenkumham RI.

Selain beralaskan orangtua yang telah meninggal, Ambo juga sedikit menyuarakan curahan hatinya, yakni istri tercinta yang telah meminta cerai darinya sesaat ketika ia resmi menjadi tahanan Rutan Klas IIA Samarinda.

"Baru saya masuk, istri minta cerai. Yang saya punya cuma anak saja sekarang, itu pun ada di kampung (Parepare, Sulsel)," ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Bahkan, selama menjalani masa hukuman di balik jeruji besi selama ini, Ambo mengaku sedih lantaran nasibnya tak seperti warga binaan yang lain karena masih ada kunjungan dari sanak keluarga.

"Engga ada keluarga, ya engga ada yang besuk saya di sini," imbuhnya.

Meski demikian, Ambo tetap berusaha mendapatkan kebahagiaannya dengan membantu rekan sesama warga binaannya.

"Kalau teman ada yang besuk dan dibawakan barang, saya bantu-bantu angkat. Seneng aja, biasa juga dikasih cemilan setelah itu," katanya sambil tersimpul kecil.

Meski pada ujungnya nanti Ambo tetap akan keluar dari jeruji besi, namun untuk saat ini ia lebih memilih bertahan di dalam rutan. Selain karena alasan keluarga, ia sendiri belum memiliki rencana seperti apa akan melanjutkan hidupnya nanti.

Dampak dari pemberian asimilasi tersebut tetap dirasakan Ambo, meski ia tak memilih untuk bebas. Hal tersebut dikarenakan ruang tidur di dalam sel tahanan sedikit melonggar.

Ambo sendiri merupakan penghuni sel tahanan di Blok B18 yang mana sebelumnya diisi oleh 40 warga binaan, dan sekarang hanya tersisa 33 narapidana.

"Sekarang kalau tidur enak, lebih bebas engga seperti kemarin," ungkap pria yang gemar bermain tenis meja.

Sedangkan saat nanti tiba masa di mana Ambo akan menghirup udara bebas, dirinya mengaku terlebih dulu akan mencari cara untuk pulang ke kampung halaman agar bisa berjumpa dengan buah hatinya di sana.

"Kalau sudah di kampung baru saya akan cari solusi buat lanjutin hidup nanti," tandasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Rutan Klas II A Samarinda Taufiq Hidayat mengatakan, dari 141 warga binaan yang ditawarkan asimilasi, 137 orang telah menerimanya. Taufiq tak menutup kemungkinan jika empat warga binaan yang menolak seperti Ambo nantinya bisa mendapat keringan lain, seperti hak integrasi.

"Bisa saja nanti ditawarkan hak integritas, tinggal dicari penjaminnya," singkat Taufiq. (tim redaksi Diksi)

Saefuddin Zuhri/Diksi.co

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews