Menurut informasi, perempuan 43 tahun itu adalah mantan pasien Covid-19 yang berasal dari kluster Bogor. Rekam jejak positifnya Nensy diperkirakan usai pulang menghadiri seminar Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Hotel Aston Bogor pada 26-29 Februari lalu.
"Saya pulang (dari Bogor) tanggal 2 Maret. Lalu 13 Maret, saya dirawat di rumah sakit di Kutim. Mereka (perawat) merasa saya sudah ada ke arah sana (positif Covid-19). Setelah difoto, ada bercak di paru-paru, dari situ segera dirujuk ke Bontang. Tanggal 16 ke Bontang dan dirawat di RSUD," terangnya.
Lebih lanjut, ia merasa sedih ketika mengetahui bahwa ia menjadi pasien yang positif Covid-19. Namun terlepas daripada itu, ia tetap memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mengikuti anjuran pemerintah.
"Saya sedih kenapa harus saya. Memang virus ini bisa kena siapa saja, tapi gak usaha sedih dan panik karena sakit ini bisa disembuhkan. PHBS itu yang diterapkan, tinggal di rumah juga penting. Supaya kita tak jadi pembawa, tapi pemutus rantai," imbuhnya.
Diakhir, ia mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Bontang yang sudah melakukan pencegahan Covid-19. Juga kepada pihak RSUD yang telah merawatnya, khusunya para dokter dan tenaga medis. Mereka tidak hanya memberikan obat tapi juga memberikan semangat agar Nensy bisa melewati masa-masa pemulihan. (tim redaksi Diksi)