DIKSI.CO, SAMARINDA - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kaltim menggelar seminar online dengan tema Pemprov Kaltim menuju world class government, pada Kamis (3/9/2020).
Ardiningsih, Plt Kepala BPSDM Kaltim menyampaikan agenda ini untuk meningkatkan kapasitas aparatur sipil negara (ASN) menghadapi perubahan pola kerja terutama pada masa adaptasi kebiasaan baru (new normal).
"Untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang bersifat strategis berdasarkan isu aktual yang berkembang serta untuk menumbuhkan awareness (kesadaran) dan responsive," kata Ardiningsih, dalam penyampaian seminar online.
Ardiningsih menjelaskan demula pengembangan ompetensi JPT ini akan dilaksanakan secara klasikal di BPSDM Prov. Kaltim.
Namun, dengan mewabahnya infeksi Corona Virus Disease (Covid-19), maka metodenya berubah menjadi virtual berupa webinar ini.
"Harapan kami, agar para peserta webinar ini, dapat menyerap materi dengan sebaik-baiknya, dalam hal pengembangan kompetensi yang akan datang," jelasnya.
Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut, Tri Widodo Wahyu Utomo, Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara (KKIAN) LAN RI.
Tri dalam materinya menyampaikan para ASN utamanya di level pemimpin, belajar dan mengetahui literasi digital.
"ASN khusus level pimpinan harus memiliki pemahaman terhadap perubahan yang didorong oleh revolusi industri dan disrupsi tekbologi. Harus melek teknologi, sesuai industri 4.0 saat ini," ungkapnya.
Deputi KKIAN LAN RI ini menyebut saat ini di Indonesia, ada kecenderungan baru yang saat ini terjadi, ada gaya hidup yang kegiatan dilakukan di rumah. Mulai bekerja, belajar, dan belanja dari rumah.
"Segala sesuatu saat ini dilakukan secara virtual, mulai dari konser musik, seminar, hingga agenda kenegaraan dilakukan secara virtual," jelasnya.
"Maka birokrasi kita harus go vrtual dan go digital. Bila tidak mau, maka birokrasi akan tertinggal jauh," sambungnya.
Tri Widodo menjelaskan di layanan kesehatan masa depan, pembangunan gedung rumah sakit akan bergeser dan tidak relevan lagi.
Tahun 2030 akan dilakukan home-spital, akan ada layanan rumah sakit yang mendatangi pasien di rumah.
Di dunia pendidikan, pembelajaran jarak jauh akan dilakukan permanen, meski banyak penolakan terjadi.
Untuk itu tidak perlu lagi menganggarkan yang besar untuk membangun gedung, tapi bisa mengalihkan anggaran untuk invertasi pendidikan maupun kesehatan.
"Renovasi gedung, tanpa memikirikan perlunya mengadopsi teknologi dunia pendidikan," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)