DIKSI.CO, SAMARINDA - Pemilihan umum (pemilu) 2024 akan dilakukan serentak mulai dari pemilihan legislatif (Pileg), pemilihan kepada daerah (Pilkada) hingga Pemilihan Presiden (Pilpres).
Belajar dari pengalaman pemilu 2019 lalu, banyak petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia akibat kelelahan saat bertugas.
Terkait hal itu, Ketua Komisi I DPRD Samarinda,Joha Fajal mengingatkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar kejadian pemilu 2019 tidak terjadi di pemilu 2024.
"Karena ini kan serentak dan banyak, jadi kami berharap penyelenggara pemilu memastikan pelaksanaannya, jangan lagi ada kasus KPPS meninggal seperti pemilu sebelumnya, pada tahun 2019," tegas Joha.
Sementara itu, berdasarkan penyampaian Ketua KPU Samarinda Firman Hidayat mengatakan bahwa kekhawatiran beban kerja tinggi yang dimiliki oleh KPPS saat perhitungan sudah diantisipasi oleh pihak penyelenggara pemilu.
Mulai dari skema Tempat Pemungutan Suara (TPS) maksimal memiliki jumlah tiga ratus pemilih saja dan tidak boleh lebih dan pada tahapan perhitungan suara melalui skema perhitungan dua panel.
Metode tersebut nantinya akan membagi perhitungan suara antara DPR, DPD dan Presiden RI dengan DPRD tingkat dua dan tingkat satu.
Hal itu membuat Joha lega. Politisi NasDem ini menilai hal tersebut dapat menghemat tenaga petugas serta mempersingkat waktu saat perhitungan suara.
"Kami mendukung terobosan itu, sehingga tidak ada lagi petugas yang bekerja sampai bermalam bahkan hingga dua hari, petugas KPPS juga tidak kelelahan," pungkasnya. (advertorial)