Jumat, 22 November 2024

Baik Boleh, Berantakan Jangan

Koresponden:
diksi redaksi
Kamis, 23 April 2020 14:44

Grafis artikel Baik Boleh, Berantakan Jangan/ Diksi.co

Baik Boleh, Berantakan Jangan

"Ayo kita semua jaga diri, jaga keluarga, jaga sesama dan lingkungan agar terhindar dari penularan Covid 19," ajak Isran Noor, Gubenur Kaltim, dikutip dalam postingan Instagram Pemprov Kaltim @pemprov_kaltim. 

DIKSI.CO, SAMARINDA - Kurang dari seminggu yang lalu, tim redaksi Diksi sempat duduk santai di salah satu cafe bilangan Juanda Samarinda. Waktu itu malam hari. Sang pemilik kafe memutuskan untuk tetap buka. Tetapi khusus untuk take away. 

Order di tempat tak dilakukan.  Lah, iya. Dirinya tak berani, Satpol PP kerap datang meminta tiap orang bergerombol, dipulangkan. Katanya physical distancing, menghindari Covid-19. Warga pun harus berperan untuk itu. Ini berarti, tak boleh bergerombol, habiskan waktu dengan lebih dari 5 orang di satu tempat. 

Ingin langgar aturan sebentar, indahan itu tim redaksi tak hiraukan. Tim redaksi tetap duduk, menikmati segelas kopi yang kemudian menjadi 2 gelas. 

Kopinya enak, dingin, teman bicaranya pun juga asik. Jadilah kami berlama-lama duduk di sana. Tim redaksi juga tak melulu kerja. Butuh kopi, es teh manis, atau segelas susu. Itu normal untuk setiap orang. 

Tiba-tiba, mobil berlampu kedap-kedip datang. Pakaian lengkap, menandakan petugas. Semua yang berkumpul saat itu diminta pulang. Kami nurut, tak banyak kisah. Ikuti aturan. Ini eranya physical distancing

--------------------------------------------

Beragam imbauan pemerintah terkait upaya pencegahan Covid-19 digalakkan. Media sosial (medsos), website, hingga pemberitaan di media massa kerap mudah dilihat untuk lakukan physical distancing. Tak hanya imbauan, aparat pun bergerak. Ketika malam minggu, kerap pukul 09.00 atau 10.00 malam, jalanan kota Samarinda dilintasi mobil berkelap-kelip. Suara toa ikut terdengar, menyarankan warga untuk stay at home. Tetap di rumah. Stay at home is better. Tetap di rumah itu lebih baik. 

Physical disctancing pulalah yang membuat resepsi pernikahan salah satu tokoh di Samarinda kemarin sempat urung dilakukan dengan menyedot massa besar. Jadilah resepsi pernikahan hanya dilakukan dengan mengundang keluarga terdekat. 

Tak hanya sektor bisnis, pemeritahan pun demikian. KPU Kaltim hingga KPU Kabupaten/ Kota misalnya. Lembaga itu bahkan menggunakan sistem shift di pola kerja mereka. Beberapa pegawai diminta work from home alias kerja dari rumah. Tetap kerja, tetapi yaaa di rumah. 

Semua itu untuk physical distancing, menghindari Covid-19 jadi lebih besar. Jadi lebih meluas. Saat ini Covid-19 sudah sentuh angka 74 kasus positif. Semua orang di Kaltim, pasti tak mau angka itu jadi lebih menaik lagi. 

Galakkan physical distancing secara gamblang, pada Kamis (23/4/2020), contoh pelanggaran physical distancing justru datang. Kedatangan contoh pelanggaran itu, bukan di rumah warga biasa. Bukan pula di kafe tempat tim redaksi seruput 2 gelas kopi malam itu. 

Justru di kediaman Isran Noor. Gubernur Kaltim yang pada Pemilu lalu dapatkan 471.711 suara. 

Di Jalan Adipura, Sungai Kunjang, rumah Isran yang bernuansa warna putih, ramai didatangi warga. Berdesakan di luar pagar. 

Tim redaksi tak berkhayal. Tim redaksi datang ke sana. Melihat dan juga merekam video. Sembari juga menulis berita.

Cek Videonya: 

Cek fotonya: 

Keramaian massa di kediaman Isran Noor/ Diksi.co

Keramaian warga di kediaman Isran Noor/ Diksi.co

Info yang dihimpun di lapangan, pembagian sembako menggunakan sistem kupon yang sebelumnya sudah dibagikan berjumlah 1000 kupon.

Banyaknya warga yang mengantre, membuat desak-desakan warga tak bisa dihindari. Kondisi ini bahkan sudah terjadi sejak pukul 13.00 Wita.

Paket sembako yang dibagikan berupa beras 5 kg, telur ayam, gula 1 kg, dan minyak goreng.

Massa riuh di luar pagar rumah Isran. Ada kenakan masker, berpayung, menggendong anak kecil, ada pula yang hanya bertopi tak kenakan masker. Mereka antre. Dapat info mulut ke mulut, kemudian berangkat ke lokasi. 

Salah satu warga, Febryati, warga Sungai Kunjang, mengaku sudah datang dari pukul 13.00 Wita.

Dirinya mengaku mendapat informasi dari warga sekitar, lalu ikut juga mendatangi pembagian sembako dari orang nomor satu di Kaltim ini.

"Kumpul mulai jam satu. Siang baru tahu kalau ada bekumpulan, katanya ada pembagian sembako. Sekalinya betulan ada pembagian sembako dari Pak Gubernur," katanya.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews