"Di situ daerah resapan dan daerah lindung. Hal yang sama juga pernah kami tolak, seperti di daerah Selili. Karena masuk dalam RTH (Ruang Terbuka Hijau), kawasan lindung dan BPBD juga mengumumkan kalau daerah itu masuk kawasan rawan bencana," bebernya.
Dengan demikian, Syamsul nantinya tidak akan diam begitu saja. Terlebih setelah ia mendapatkan laporan adanya aktivitas pematangan lahan yang terjadi begitu dekat dengan Bendungan Benanga.
"Kami akan koordinasikan, karena itu lebih besar kepada dampak lingkungannya. Besok (Kamis 11 Februari) saya akan turun melakukan pengecekannya," pungkasnya.
Diwartakan sebelumnya, dari hasil pantauan media ini di ujung Jalan Joyo Mulyo II, RT 38, terlihat dua ekskavator dengan dua mobil pengawas berada di atas lahan yang telah terkupas. Beberapa pekerja pun saat itu nampak beristirahat.
Tumpukan emas hitam pun tampak berserakan, meski tak ada yang menggunung. Lokasi ini sejatinya berada begitu dekat dengan pemukiman warga dan hanya berjarak ratusan meter dari Bendungan Benanga.
Karena dekatnya aktivitas tersebut, tentu menjadi salah satu penyumbang dampak pengurangan daya tampung debit air Bendungan Benanga. (tim redaksi Diksi)